Memperkenalkan Calon Bupati Ngada dari Jalur Independen FRIDUS MUGA : FIRMAN YANG SIAP DIWARTAKAN ( Bagian I )

 

Pertemuan saya dengan Bapak Fridus Muga berjalan sangat  alamiah. Ketika saya berada di Bajawa beberapa waktu yang lalu , saya mendapat telpon dari Jeremy Udjan yang saat ini selalu bersama Pak Fridus Muga. Jeremy Udjan pernah bekerja di kantor yang sama di  Surabaya. Jeremy mengajak saya untuk ngobrol dengan  bapak  Fridus Muga. Saya pun manfaatkan kesempatan itu untuk menggali sejauh mana Pak Fridus Muga menghayati  dan memaknai diri dan perjalanan hidupnya.  

Seluruh tulisan saya tentang  Bapak Fridus Muga merupakan hasil dialog personal face to face dengan metode  appreciative inquiry.  Metode ini sengaja saya gunakan untuk memastikan  bahwa calon bupati Ngada ini memiliki ‘kisah hidup’ masa lalu yang mengarahkannya  untuk tampil sebagai pemimpin. Banyak orang menyebutnya sebagai track record. Dalam pendekatan appreciative inquiry, tahap ini disebut discovery.  

Karena seorang pemimpin itu harus memiliki mimpi besar maka penulis mendokumentasikan apa mimpi seorang calon bupati (dream). Kebanyakan pada tahap ini, lebih dikenal sebagai visi seorang pemimpin.  Selanjutnya, visi yang dimiliki seorang pemimpin harus bisa diterjemahkan dalam misi.  Misi sudah mengarahkan para pemimpin  untuk menentukan strategi untuk melakukannya.  Tahap ini disebut design. Selanjutnya dalam obrolan penulis dengan Bapak Fridus Muga, ada informasi  program apa yang dilakukan untuk mengimplementasikan misi yang sudah dirancang. Tahap ini dalam metode appreciative inquiry disebut Destiny. 

 



Tujuan penulisan ini sangat jelas. Masyarakat butuh  informasi, pengetahuan dan fakta bahwa pemimpin yang nantinya akan dipilih akan ‘memberikan manfaat dan  mendatangkan perubahan signifikan’ bagi  kondisi sosial ekonomi masyarakat.  Penelusuran tentang kapasitas intelektualnya (Head),  kedalaman hatinya untuk mencintai masyarakat Ngada (Heart) dan Hand ( apa yang sudah dilakukannya ) harus dipublikasikan agar masyarakat memiliki pendasaran rasional untuk menetapkan pilihannya.  Para pengambil keputusan politik di berbagai jenjang juga mendapatkan gambaran yang jelas tentang siapa yang akan dicalonkannya.

Begitu pun dengan tim sukses. Tim sukses yang mendampingi para calon bupati diharapkan memiliki data, informasi yang tepat berkaitan dengan  kapasitas calon yang diperkenalkan kepada publik. Selanjutnya, kita serahkan kepada masyarakat untuk menilai dan memutuskan ‘siapa yang mereka pilih’ pada pilkada yang akan datang. Tulisan saya kali ini terfokus pada Bapak Wilfridus Muga.
(Bersambung)

Eddy Loke
Surabaya, 14 Agustus 2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan