Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

BERAKSI DI HARI PANCASILA SAKTI

Keterpurukan Sumber Daya Manusia yang melanda negeri ini merupakan tanggung jawab setiap anak bangsa untuk menjawab melalui aksi nyata bukan sekedar berkata-kata dan memaki-maki.Jangan sampai kita buta tentang Kepedulian dan bela rasa.Bung Karno pernah mengatakan “Suatu bangsa apabila kehilangan jati dirinya, maka bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan hidup, bahkan akan punah”. Berliterasi mempertahankan Pancasila agar tetap sakti melalui aksi berbagi merupakan jalan yang kami gapai demi generasi emas nanti.Jati diri berbagi yang dimiliki bangsa ini jangan sampai terkikis oleh karena alasan-alasan pribadi. Gerakan Katakan Dengan Buku menyapa anak-anak di Dona Desa Naruwolo melalui pembagian seragam sekolah baik untuk Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama.Walaupun baru sebagian kecil anak-anak di sana yang mendapatkan bingkisan, melalui aksi ini kami tetap mengajak kepada siapapun untuk memaknai berbagi sebagai salah upaya untuk saling menguatkan antara kita. S

SUNTIKAN BARU UNTUK ANGGREK

Dukungan publik untuk mencerdaskan anak-anak di Graha Japan Asri RT.007 RW. 13   terasa sangat luar biasa.Selain kesedian dari pemilik rumah (P.Erwan) untuk menjadikan rumahnya sebagai taman baca dan donasi buku dari berbagai pihak,   kali ini datang dari mas Asror, owner percetakan Ikhsan.Beliau secara sukarela mendesain dan mencetak banner yang akan dijadikan sebagai media promosi sekaligus penanda bahwa gerakan literasi di masyarakat merupakan hal yang positif dan layak di dukung.Siapapun yang lewat secara otomatis akan memandang dan membaca. BLAST MENUJU   BEST Pernahkan kita menonton sebuah film animasi yang berjudul Selamatkan Anak Indonesia (SEMAI) ?. Film yang berdurasi 00:03:46 detik menyajikan   fakta dan data, yang sangat menarik dan menakutkan tentang kondisi nyata anak Indonesia saat ini. Melalui tayangan dengan masa tayang yang cukup pendek,kita seolah-olah mendapatkan   pesan peringatan, bahwa menjelang HUT RI ke72 isu kependudukan dan keluarga perlu direnungkan tr

MINGGU KREATIF DI TAMAN BACA ANGGREK

Kaulah busur, Dan anak – anakmulah anak panah yang meluncur. Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian. Dia menantangmu dengan kekuasaan-Nya, hingga anak panah itu meleset, jauh serta cepat. Pesan syarat makna yang disampaikan oleh penyair legendaris asal Lebanon, Kahlil Gibran dalam penggalan puisi diatas senantiasa menjadi inspirasi bagi ibu-ibu di RT.007, RW. 13 Perumahan Japan Asri Mojokerto.Antusiasme mereka mengantar anak-anaknya dengan cara menggendong, menuntun, dan memboncengnya dengan sepeda serta sepeda motor sungguh menarik perhatian.Mereka seolah-olah memposisikan dirinya ibarat busur yang siap melesatkan anak panah menuju target sasaran. Mereka menyadari bahwa busur itu hanya bisa (dan baru memiliki makna) jika mampu melepas anak panahnya. Biarkan anak panah itu melesat mengejar target berupa mimpi dan cita-citanya. Tuhan, mencintai semua baik anak panah(anak-anak) maupun busur (orangtua) yang selalu setia   mendukung anaknya menggapai obsesi. Su

MENGAWALI LITERASI DENGAN SEDERHANA

Menurut Hurlock dalam artikelnya di website bpkpenabur.or.id minat yang berkembang dalam diri anak dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah bahwa minat diperoleh dari pengaruh budaya, kultur, pembiasaan.Sebagai orang tua sekaligus penggiat literasi langkah awal yang dilakukan untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak adalah   dengan mengembangkan mental dan karakter anak, menyiapkan kondisi rumah yang kondusif untuk belajar, menciptakan lingkungan tempat tinggal yang literat dengan menyediakan waktu khusus untuk membaca. Pemandangan unik dan menarik dalam rangka menumbuhkan minat baca pada anak secara kasat mata dapat diamati dari situasi nyata senja hari ini Sabtu, tanggal 10 Juni 2017.Di bawa koordinasi Bu Nelly Mamanya Putri atau biasa di sapa Bu Wahyu beberapa anak dari Dasa wisma Anggrek Barat 1 Rt.007 Rw.13 Desa Japan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto geliat pembiasaan sudah mulai terasa.Dengan membawa buku berbagai judul dari rumahnya Bu Nelly mengajak anak

LITERASI MENYAMBUT MENTARI PAGI

Setiap orang memiliki cara tersendiri ketika menyambut pagi selepas bangun dari tidur. Selepas Sahur sekitar jam 04.30 terdengar suara beberapa orang anak berusia SD secara sahut-sahutan, mereka memanggil “ Divo...Vo...Divo...dan seterusnya berulang kali.Secara spontan putraku yang nomor dua langsung bangun dari tidurnya dan berlari kecil menuju pintu rumah serta membukanya.Tampak di teras rumah Faisal, Bryan, Fian, Icha dan Nadya sedang berdiri menanti Divo.Sesaat, lenyaplah suara anak-anak tersebut.Mereka menikmati liburan sekolah dan puasa sambil jalan pagi di kawasan sekitar perumahan. Beberapa jam kemudian suara obrolan ketujuh bocah itu kembali terdengar, rupanya mereka telah kembali dan mencuci kaki dari aktivitas jalan pagi.Kerumunan mereka sekitar teras rumah menggugah hati saya untuk menghampiri dan bertanya, “Kegiatan apa yang kalian lakukan selanjutnya ?”.Serentak mereka menjawab : tidak ada om.Tanpa berpikir panjang saya langung mengambil sejumlah buku yang sudah t

APAKAH DI DAERAH ANDA TERDAPAT GERAKAN LITERASI ?

Jajak Pendapat via telepon oleh Litbang Kompas tanggal 17-19 Mei 2017 terhadap 512 responden yang berusia 17 tahun di 14 kota besar di Indonesia, memberikan gambaran pada kita bahwa sebagian besar memang tidak ada gerakan literasi dalam masyarakat (kompas,Rabu, 7 Juni 2017) .Pernah dengar sih, cuma belum tahu barangnya seperti apa, ucap salah seorang ibu peserta arisan PKK, RT 07.RW.13 Desa Japan Kecamatan Sooko Kabupaten mojokerto pada hari sabtu, 9 september 2017. Sekitar jam 16.00 wib, ibu-ibu warga Graha Japan Asri HH yang bergabung dalam wadah PKK berjalan beriringan dan ada menggunakan sepeda motor menuju arah timur perumahan, tepatnya di rumah bu Rahmat.Mereka sedang mengadakan pertemuan rutin bulanan dan arisan.Kegiatan ini mempunyai arti penting karena selain menjalin tali silaturahim juga sebagai sarana saling sharing sekaligus saling menguatkan di kalangan warga, terutama kaum perempuan. Beberapa hal penting, satu persatu mulai dibahas.Setelah tuntas, bu Octa selaku ke

GALI ILMU DI RUMAH UNGU

Sabtu sore jam 16.00 wib suasana Kedai kopi KJR yang sementara di sulap jadi rumah baca anak dasa wisma Anggrek Balqis dan Rizam sedang duduk sambil mengamati gambar dalam buku yang telah disediakan di meja kedai.Terdengar obrolan yang cukup keras antara kedua bocah lucu yang masih duduk di bangku Play Group.”Aku suka Dinosaurus”, kata Rizam kepada Balqis yang sedang fokus mengamati gambar, seketika itu pula Balqis menimpalinya,”kalau saya suka gambar cewek”.Om lihat tu, ada mbak-mbaknya sedang duduk di bawah pohon mangga, kata Rizam kepada saya.Tampak dua orang gadis belia Alyn dan Vira siswa kelas empat SD sedang bercengkrama di bawah pohon mangga.Pandangan mereka tertuju kepada Rizam dan Balqis yang sedang asyik melihat gambar.Saya coba menyapa dan memanggilnya untuk datang membaca, dengan sedikit senyum   Alyn dan Vira membalikkan badannya untuk memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, Alyn dan Vira akhirnya bergabung, bahkan Divo, Clay, Icha, Bryan dan Faisal langsung membaur

MENCIPTAKAN EKOSISTIM YANG LITERAT

Pada hari Rabu tanggal 19 Juli 2017, Litbang Kompas mengumumkan hasil pengumpulan pendapat yang dilakukan selama tiga hari yaitu pada 12-14 Juli 2017.Secara acak bertingkat, dengan responden sebanyak 493 yang tersebar di 14 kota besar di Indonesia, harian ini menyampaikan bahwa Institusi yang paling sesuai untuk memberikan pendidikan bagi anak menyangkut sikap dalam penggunaan media sosial adalah keluarga.Sebanyak 82,2 % menjawab demikian, sedangkan sekolah berada di posisi kedua dengan 14,2%, serta lembaga lainnya 2%.Sementara itu yang menjawab tidak tahu 1,6%.Keluarga terutama orang tua perlu memiliki cara yang kreatif untuk membangun budaya tanding terhadap hadirnya teknologi media komunikasi. Hari ini Minggu 23 Juli 2017, kelompok Dasa Wisma Anggrek 1 Perumahan Japan Asri Blok HH resmi membagikan stiker yang bertuliskan tentang pengaturan jam wajib belajar yaitu jam 18.00-20.00 Wib.Durasi dua jam tersebut digunakan bagi orangtua mendampingi anak untuk belajar.Hal lain yang me

BERBAGI BUKU DI MALAM TAKBIR

Ketika menulis perihal berbagi saya selalu menggarisbawahi hal yang sama sebagai bentuk penegasan, dengan maksud agar kita memiliki kesamaan persepsi tentang berbagi itu sendiri hingga konsep tersebut dimplementasikan menjadi sebuah aksi.Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas mendefenisikan berbagi adalah   memberi atau menerima sesuatu dari barang, cerita, kisah, uang, makanan, dan segala hal yang penting bagi hidup kita. Berbagi merupakan ekspresi kepedulian yang lahir dalam diri setiap orang.Kepedulian yang telah berjalan selama ini sedikit banyak telah menginspirasikan kita dalam membangun pemikiran, perilaku dan budaya tentang betapa berartinya berbagi.Dalam kondisi apapun terutama ketika mengalami kekurangan dan keterbatasan sekalipun, jadikan berbagi itu sebagai spirit dan   media yang menguatkan antara kita.Hanya dengan berbagi kita akan memiliki harapan. Harapan bukan berarti menganggap tidak akan pernah ada kesedihan,melainkan keyakinan bahwa kesulitan-kesuli

BUKU JENDELA DUNIA ITU FAKTA, TIDAK BOHONG DAN BUKAN SEKEDAR SLOGAN

Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup bukanlah melulu bersifat duniawi.Jika direfleksikan lebih dalam, kejadian apapun yang berhubungan dengan diri kita merupakan pengalaman iman atau pengalaman rohani karena semuanya terjadi atas perijinan Tuhan.Persepsi ini tentu ingin menegaskan bahwa kehadiran Mas Hendro dan Bu Evi yang datang dan mendonasikan empat kardus buku untuk taman baca Anggrek adalah kehendak Tuhan.Bagaimana cara kita melukiskan tentang cinta Tuhan itu ?.Andaikan langit adalah kertas, laut adalah tinta, dan rumput adalah pena, itupun tidak cukup untuk menuliskan betapa besarnya cinta Tuhan kepada kita. “Saya setuju saja pak, jarang orang melakukan kegiatan seperti ini.Teman-teman yang bergerak dan berperan mulai dari menggagas hingga membentuk taman bacaan ini boleh di kategorikan sebagai aktivis atau penggiat, sebelumnya memang kegiatan seperti ini jarang terjadi.Pembentukan taman bacaan sangat positif dan bagus karena untuk kemajuan bersama.Buku jendela dunia i

OPTIMALISAI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI : GERAKAN LITERASI DAN KATAKAN DENGAN BUKU

Salah satu indikator penentu kemajuan sebuah bangsa adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mendiami negara tersebut.Secara spesifik unsur penting yang erat kaitannya dengan penilaian tersebut adalah kemampuan masyarakat dalam mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/berbicara atau yang dikenal dengan istilah literasi.Jika ingin eksis atau bertahan di abad 21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi keuangan, serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Bahkan   hal lain yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, literasi keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan literasi kriminal (Pangesti, Mei 2016). Apakah di daerah anda terdapat gerakan literasi ?. Jajak Pendapat via telepon oleh Litbang Kompas tanggal 17-19 Mei 2017 terhadap 512 responden yang ber