Fridus Muga : Membangun Desa, Menata Kota (Design)

 Memperkenalkan calon bupati Ngada dari Jalur Independen  

(4)

Ketika ditanya  apa yang dilakukan untuk bisa mendesign program  yang memberikan manfaat bagi masyarakat Ngada, Fridus Muga secara rasional membeberkan beberapa langkah strategis, antara lain:

Langkah Pertama. Memutuskan untuk tetap tinggal di Bajawa dan berada di tengah masyarakat. Kehadiran Bapak Fridus di Bajawa dan keterlibatannya yang intens di dunia pendidikan, merupakan strategi untuk mengetahui ‘apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat’.  Kebutuhan masyarakat secara nyata bisa terlihat dari perwakilan anggota masyarakat yang sedang belajar dan kuliah di Citra Bakti.  Kondisi sosial ekonomi para mahasiswa yang sedang kuliah di Citra Bakti bisa ‘memberikan informasi sekunder’ tentang siapa orangtua dan keluarganya.  Mahasiswa pun diajak berpikir kritis menghadapi situasi yang dialami keluarganya. Dari sana, lahir pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang kehidupan para mahasiswa dan keluarganya. Hadirnya guru guru yang sudah belajar di Citra Bakti, turut memberikan dukungan real bagi  perkembangan dunia pendidikan di Ngada.  Kehadiran citra Bakti sendiri merupakan jawaban atas permintaan para ibu yang diajukan ke DPRD saat itu (di masa Jabatan Bapak Thomas Dola Radho) untuk memiliki perguruan tinggi di kabupaten Ngada.  Keberadaannya di tengah masyarakat Ngada, memudahkan Fridus Muga untuk mengenal permasalahan yang dialami masyarakat dan menterjemahkannya dalam program strategis. 

Langkah kedua. Mengadakan kunjungan kepada masyarakat  dari  rumah ke rumah,  keluarga ke keluarga, satu RT ke RT lainnya, dari satu Dusun ke Dusun lainnya demikian juga dari desa ke desa. Kunjungan yang disertai dengan sapaan hangat, melahirkan keberanian anggota masyarakat untuk menyatakan apa yang sebenarnya tersimpan dalam benaknya. Ajakan untuk mengungkapkan apa yang masyarakat harapkan melahirkan ‘inspirasi’ dalam memberikan aksi solutif.  Di masa pandemi covid 19 ini, Pak Fridus mampu menterjemahkan kebutuhan masyarakat jadi kegiatan pemberdayaan. Ketika masyarakat membutuhkan beras , Pak Fridus tidak secara langsung memberikan beras. Tetapi mengajak masyarakat untuk mengumpulkan kotoran ternak, lalu ditukarkan dengan beras. Beras dibeli dari petani, dikumpulkan dan  dibagikan lagi kepada masyarakat yang sudah mengumpulkan kotoran ternak. Kotoran ternak yang sudah dikumpulkan, dijadikan bahan baku untuk menghidupkan biogas. Kemampuan  menterjemahkan persoalan masyarakat jadi program pemberdayaan merupakan kapasitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kehadiran di tengah masyarakat, kesediaan mendengarkan masyarakat merupakan strategi untuk mengetahui dari dekat apa yang sedang dibutuhkan masyarakat.  

Langkah ketiga. Meluangkan waktu untuk mempelajari RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ) Kabupaten Ngada periode sebelumnya. Berbagai data, informasi dan program strategis sudah dipelajari. Para ahli dari berbagai latar belakang sudah diajak untuk mengkaji RPJMD tersebut.  Rancangan yang sudah disepakati,  dikonfirmasi lagi ketika melakukan kunjungan dari desa ke desa. Lokasi implementasi dari program bisa dicross-check  di lapangan. Keseriusan untuk mempelajari apa yang sudah dilakukan pemerintahan sebelumnya merupakan langkah strategis untuk mengenal kekuatan, kelemahan, tantangan,  dan peluang yang akan dihadapi ketika memperkenalkan program strategis kepada masyarakat. RPJMD merupakan bahan bacaan yang harus dicermati bagi seorang calon bupati untuk mendesign program yang akan dilakukan pada periode yang akan datang.  

Dalam obrolan yang sangat intensif dengannya, Fridus secara tegas menyatakan misi besarnya untuk MEMBANGUN DESA, MENATA KOTA dengan memberikan penekanan pada aspek edukasi (literasi), ekonomi, ekologi dan ekotourism. Rumusan ini dimunculkan setelah Bapak Fridus Muga hidup  di Bajawa , berkunjung  ke desa desa dan mempelajari berbagai peraturan, materi RPJMD, dan berbagai data statistik tentang Ngada. (bersambung)

 

Eddy Loke

Surabaya, 19 Agustus 2020

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan