RD. Sefryn Meno : Orang Katolik Jangan Memilih Jalan Kebahagiaan yang Palsu
Bapak Ibu saudara-saudariku orang muda serta anak-anak yang dikasih Tuhan. Hari ini dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang sangat tegas dan amat menantang. Dalam Sabda bahagia Tuhan Yesus menyebutkan bahwa orang yang miskin, orang yang lapar, yang sedang menangis, dan yang dianiaya itu adalah mereka yang berbahagia. Sebaliknya mereka yang kaya yang kenyang yang tertawa dan yang dipuji banyak orang justru diperingatkan dengan kata "Celakalah"!
Jika kita mengikuti pola pikir dunia, mungkin kita akan bertanya-tanya; "Bagaimana mungkin kemiskinan penderitaan dan tangisan bisa membawa kebahagiaan. Bukankah seharusnya kekayaan kenyamanan dan pujian dari orang lain itulah yang membuat kita bahagia"?
Kita kemudian bisa katakan bahwa ini adalah sebuah keindahan dari ajaran Tuhan Yesus. Dia mengajak kita sekalian untuk melihat kebahagiaan dari sudut pandang Tuhan Allah sendiri, bukan berdasarkan cara pandang kita manusia, bukan dengan kacamata dunia.
Bapak Ibu saudara-saudari orang muda serta anak-anak yang dikasihi Tuhan. Bagi dunia, uang dan kekuasaan sering dianggap sebagai sumber kebahagiaan. Tetapi kita bertanya "Apakah memang benar demikian banyak orang kaya yang tetap merasa masih kurang bahkan merasa kosong atau tidak punya apa-apa, maka akan terus mencari dengan penuh kecemasan"?
Selain itu orang kaya akan selalu cemas dan takut jangan sampai harta kekayaannya dicuri orang. Maka mereka akan selalu berjuang mencarikan gembok dengan ukuran yang semakin besar untuk kenyamanan harta bendanya di gudang, seiring dengan meningkatnya harta yang dimiliki lalu sampai pada suatu titik di mana dia tidak dapat menemukan lagi gembok dengan ukuran yang paling dia butuhkan yang paling besar itu.
Maka si kaya akan tidak bisa tidur karena menjaganya dengan penuh kecemasan yang dapat saja membawa dia pada sakit fisiknya kemudian stres lalu stroke dan akhirnya mati dalam suasana batin yang juga tidak nyaman.
Banyak juga orang sukses yang tetap tidak menemukan kedamaian dalam hidup mereka karena selalu merasa masih kurang, belum cukup mesti dicari lagi yang lebih memuaskan.
Bapak Ibu Saudara-saudaraku orang muda serta anak-anak yang dikasihi Tuhan. Yesus selalu mengajarkan kepada kita bahwa harta dan kenyamanan dunia itu sifatnya hanya sementara. Mereka yang terlalu melekat pada kekayaan, terlalu melekat pada kesenangan, mereka itu sering kali lupa untuk bersandar pada Tuhan.
Mereka selalu merasa sudah cukup dengan apa yang mereka miliki dan tidak perlu lagi cari Tuhan Allah. Mereka tidak membutuhkan lagi Tuhan Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus kemudian katakan "Celakalah kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu."
Sebaliknya Bapak Ibu saudara-saudariku orang muda serta anak-anak yang dikasihi Tuhan. Mereka yang miskin, orang-orang lapar, dan yang menangis seringkiali lebih mudah bersandar pada Tuhan. Mereka sadar bahwa kekuatan mereka itu amat terbatas, sehingga mereka mencari penghiburan dalam doa dan dalam keyakinan imannya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus kemudian katakan "Berbahagialah kamu yang miskin karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah."
Saudara-saudariku, orang muda, Bapak Ibu, anak-anak yang dikasihi Tuhan. Yesus juga katakan demikian "Berbahagialah kamua jika karena anak manusia, orang membenci kamu dan jika mereka mengucilkan kamu, mencela kamu, serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat".
Seringkali ketika kita berusaha hidup benar di hadapan Tuhan, kita justru berhadapan dengan tantangan. Kita ditantang, orang lain mungkin mengolok-olok iman kita. Mungkin saja mereka itu meremehkan kebaikan yang kita lakukan atau bahkan menjauhi kita karena kita tidak mengikuti arus dunia yang menjerumuskan manusia itu.
Tetapi Tuhan Yesus katakan dengan tegas "Jangan takut tetaplah setia karena upahmu besar di surga." Dunia mungkin menolak kita, tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia melihat setiap usaha kita untuk hidup dalam kasih dan kebenaran.
Sama saudaraku yang dikasihi Tuhan. Hari ini Tuhan Yesus mengajarkan bahwa; ada dua jalan dalam kehidupan kita di dunia ini. Pertama, Jalan Kebahagiaan sejati yaitu jalan yang mungkin saja sulit, penuh pengorbanan, tetapi membawa kita semakin dekat kepada Tuhan dan juga membawa kita kepada kehidupan kekal. Kedua, Jalan kebahagiaan Palsu yaitu jalan yang mungkin saja terlihat menyenangkan, penuh kesenangan dunia, tetapi menjauhkan kita dari Tuhan. Padahal Kebahagiaan sejati itu mesti ditemukan dalam Tuhan.
Saudara-saudariku yangdikasihi Tuhan, Jalan mana yang kita pilih? Jika kita memilih untuk hidup dalam iman, dalam pengharapan, dan kasih kita mungkin akan menghadapi tantangan. Tetapi Yesus Berjanji bahwa kehidupan sejati ada dalam persatuan denganNya sendiri dengan Tuhan.
Akhirnya, marilah Bapak Ibu saudara-saudari dikasihi dalam Tuhan, kita bertanya ke dalam masing-masing pribadi kita "Apakah kita terlalu melekat pada harta dunia sehingga kita lupa mencari Tuhan. Apakah kita tetap setia kepada Tuhan meskipun menghadapi macam-macam kesulitan. Apakah kita hidup untuk mencari pujian manusia, ataukah mau mencari kehendak Tuhan? "
Semoga kita selalu memilih jalan kebahagiaan sejati. Hidup dalam kasih dalam kerendahan hati dan kepercayaan yang penuh kepada Tuhan yang kita iman yang akan membawa kebahagiaan yang sejati buat kita sekalian, Amin.
RD. Sefryn Meno
Tuhan Memberkati
Simak juga di link YouTube dibawah ini :
Komentar
Posting Komentar