Gereja Katolik Penjaga Firman Allah yang Sejati
Selama berabad-abad umat Protestan didoktrin bahwa Gereja Katolik telah menambahkan kitab-kitab Deuteroanonika ke dalam Alkitab dan umat Katolik kadang dituduh soal ini di media sosial. Namun, inilah kebohongan besar yang diwariskan oleh Martin Luther dan para deformator kekristenan. Faktanya kitab-kitab ini sudah menjadi bagian dari kitab suci yang digunakan oleh Yesus, para rasul, dan gereja perdana. Justru Lutherlah yang berani mencoret sebagian firman Allah demi membangun teologi baru yang bertentangan dengan tradisi Kristiani yang sejati.
Santo Irenes abad ke 2, Santo Agustinus abad ke 4, dan berbagai Konsili Gereja seperti Konsili di Hipo tahun 393 dan Kartago tahun 397 telah mengesahkan kitab-kitab Deuteroanonika sebagai bagian otoritatif dari Kitab Suci. Bahkan Gereja menetapkan Kanon ini secara definitif di Konsilit Trente pada tahun 1546 untuk melawan kebohongan Luther yang nekat menghapusnya.
Kitab Suci yang digunakan oleh Yesus dan Para Rasul yaitu Kitab Septuaginta memuat Kitab-Kitab Deuteroanonika. Pertanyaan menarik adalah dengan otoritas apa Luther berani menolak apa yang digunakan oleh Kristus sendiri ? Apakah seorang manusia berdosa memiliki hak untuk membuang firman Allah hanya karena tidak cocok dengan teologi buatannya sendiri.
Kini semakin banyak teolog Protestan yang sadar bahwa mereka telah dibohongi selama berabad-abad. Para profesor teologi ternama seperti Dr. Scott Han, Dr. Branpitre dan, Dr. John Berrisma awalnya adalah Protestan yang taat, tetapi setelah menyelidiki sejarah kanon mereka akhirnya menerima Gereja Katolik sebagai satu-satunya penjaga kitab suci yang sah.
Sementara itu di Indonesia ada pendeta Dr. Jonathan Purnomo juga mengalami pergolakan batin serupa. Ia menemukan bukti bahwa Luther memalsukan sejarah dengan mengklaim bahwa kitab-kitab Deuteroanonika bukan bagian dari Alkitab Ibrani. Faktanya komunitas Yahudi di Alexandria sudah lama menggunakan Septuaginta (terjemahan pertama Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani) yang juga menjadi Kitab Suci yang digunakan gereja perdana.
Amatilah, bagaimana Protestantisme berkembang setelah reformasi. Dari satu kesalahan Luther kini telah lahir lebih dari 45.000 denominasi Protestan yang saling bertentangan dalam ajaran dan doktrin. Jika kebenaran Alkitab dapat diubah oleh kehendak pribadi, bagaimana mungkin ada kepastian dalam iman mereka?
Luther telah membuka pintu bagi kekacauan ini dan hingga hari ini Protestan terus terpecah tanpa akhir. Menolak Deuteroanonika hanyalah awal dari penghancuran otoritas gereja. Jika hari ini mereka berani mencoret bagian Alkitab, siapa yang bisa menjamin mereka tidak akan terus merombak firman Allah di masa depan?
Saatnya membuka mata untuk.mencermati bahwa Protestantisme itu dibangun di atas kebohongan yang sistematis. Gereja Katolik bukanlah penambah Kitab Suci tetapi penjaga Firman Allah yang sejati. Jika anda ingin kembali kepada iman yang benar kembalilah kepada gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri.
Salve
Suara : P. Marsel, SMM
Transkriptor : John Lobo
Komentar
Posting Komentar