Memaknai Batu Karang Menurut Injil Matius
Bagi umat Katolik sangat penting untuk memahami tafsiran yang benar atas kata batu karang dalam Matius 16 : 18 yang secara teologis, linguistik, dan historis jelas merujuk pada Petrus. Bukan hanya imannya atau merujuk pada Kristus sendiri. Hal ini seringkali dipersoalkan oleh Kristen non Katolik untuk mendelegitimasi Gereja Katolik sebagai satu-satunya Gereja Kristus.
1. Bukti linguistik Aram dan Yunani
Yesus berbicara dalam bahasa aram di mana arti batu hanya ada satu kata yaitu "Khepa" dan dalam Yunaninya "Kepas". Jadi, dalam bahasa aslinya (Aram) Yesus berkata" Engkau adalah "Kepha" dan di atas "Kepha" ini Aku akan mendirikan GerejaKu. " Dalam bahasa Yunani Kepha diterjemahkan menjadi "Petros" untuk nama laki-laki dan "Petrai" untuk batu karang. Perbedaan ini hanya akibat aturan tata bahasa Yunani, bukan perbedaan makna.
2. Bukti historis para Bapa Gereja.
Para Bapak Gereja awal "Mengakui Petrus sebagai batu karang yang dimaksud Yesus bukan hanya imannya atau Kristus sendiri." Menurut Origenes (185 - 253 Masehi) Petrus adalah batu karang karena pengakuan imannya." Menurut Santo Yohanes Kristostomus (347 - 407 M) "Yesus membangun Gereja di atas Petrus." Menurut Santo Agustinus (354 - 430 M) awalnya menafsirkan batu karang sebagai Iman Petrus, tetapi kemudian mengakui bahwa Petrus sendiri adalah batu karang yang dipilih Kristus. Tafsiran bahwa batu karang adalah Yesus sendiri atau hanya Iman Petrus baru muncul pada reformasi Protestan abad ke-16.
3. Bukti Teologis Kristus sebagai batu penjuru Petrus sebagai fondasi.
Dalam 1 Korintus 10 : 4 Kristus adalah batu karang dalam arti sumber keselamatan rohani, bukan dalam konteks gereja di dunia. Dalam Injil Matius 16 : 18 berbicara tentang struktur gereja dan Yesus memilih Petrus sebagai fondasi kepemimpinan gerejaNya. Sedangkan dalam Efesus 2 : 20 dikatakan bahwa Gereja dibangun di atas para rasul dengan Kristus sebagai batu penjuru. Kristus tetap sebagai kepala gereja tetapi Petrus dipilih sebagai pemimpin para rasul dan fondasi gereja yang tampak di dunia.
4. Bukti Magisterial : Otoritas yang hanya diberikan kepada Petrus.
Yesus memberi kunci kerajaan surga kepada Petrus (Matius 16 : 9) merujuk pada otoritas raja (Yesaya 22 : 22). Tidak ada Rasul lain yang diberi mandat ini apagi kepada Luther, Calvin, atau Zwingly yang muncul belakangan. Yesus berdoa agar Iman Petrus tidak gugur dan agar ia menguatkan saudara-saudaranya (Lukas 22 : 31 - 32). Di sini Petrus dijadikan pemimpin utama dari para Rasul lain. Yesus memerintahkan Petrus menggembalakan kawanan dombaNya (Yohanes 1 : 15- 17) dan mandat ini tidak diberikan kepada kepepada para rasul yang lain apalagi kepada Luther, Calvin, dan Swingli yang baru muncul 1500 tahun belakangan. Otoritas ini menunjukkan bahwa Petrus bukan hanya 'Batu karang simbolis, " tetapi memiliki peran nyata dalam Gereja Kristus.
5. Bantahan terhadap tafsiran Ortodoks, Anglikan, dan Protestan
Ortodoks Timur menganggap batu karang sebagai Iman Petrus tetapi tetap mengakui primasi kehormatan Petrus. Anglikan menerima berbagai tafsiran, tetapi sebelum Reformasi mereka setuju dengan pandangan Katolik. Protestan menolak Petrus sebagai batu karang karena mereka menolak kepausan, tetapi gagal menjelaskan mengapa Yesus memberi kunci Kerajaan Surga hanya kepada Petrus.
Kesimpulan :
1. Batu karang dalam Injil Matius 16 : 18 adalah Petrus sendiri, bukan hanya imannya atau Kristus.
2. Yesus tetap sebagai batu penjuru, tetapi IA memilih Petrus sebagai batu fondasi dalam struktur Gereja.
3. Tradisi Gereja awal mendukung tafsiran ini, sedangkan tafsiran Protestan baru muncul pada abad ke-16.
4. Yesus memberikan otoritas unik kepada Petrus membuktikan bahwa ia adalah pemimpin yang dipilihNya.
Tafsiran Ortodoks, Anglikan, dan Protestan gagal mempertimbangkan konteks linguistik, sejarah, dan magisterial gereja. Waspadalah terhadal bentuk penyesatan termasuk dalam memanipulasi tafsiran Alkitab yang tidak setia pada iman Rasuli.
Dominus Vobiscum
Salve
P. Marsel SMM
Komentar
Posting Komentar