MENCIPTAKAN EKOSISTIM YANG LITERAT


Pada hari Rabu tanggal 19 Juli 2017, Litbang Kompas mengumumkan hasil pengumpulan pendapat yang dilakukan selama tiga hari yaitu pada 12-14 Juli 2017.Secara acak bertingkat, dengan responden sebanyak 493 yang tersebar di 14 kota besar di Indonesia, harian ini menyampaikan bahwa Institusi yang paling sesuai untuk memberikan pendidikan bagi anak menyangkut sikap dalam penggunaan media sosial adalah keluarga.Sebanyak 82,2 % menjawab demikian, sedangkan sekolah berada di posisi kedua dengan 14,2%, serta lembaga lainnya 2%.Sementara itu yang menjawab tidak tahu 1,6%.Keluarga terutama orang tua perlu memiliki cara yang kreatif untuk membangun budaya tanding terhadap hadirnya teknologi media komunikasi.

Hari ini Minggu 23 Juli 2017, kelompok Dasa Wisma Anggrek 1 Perumahan Japan Asri Blok HH resmi membagikan stiker yang bertuliskan tentang pengaturan jam wajib belajar yaitu jam 18.00-20.00 Wib.Durasi dua jam tersebut digunakan bagi orangtua mendampingi anak untuk belajar.Hal lain yang menjadi kesepakatan ibu-ibu adalah larangan mengaktifkan Hand Phone dan Televisi selama dua jam .Ini adalah cara sederhana yang bisa kami lakukan untuk menciptakan iklim yang baik bagi anak untuk membaca.Kami sebagai orangtua memiliki tanggung jawab moral untuk mengkondisikan keluarga dan masyarakat untuk menjadi tempat yang baik bagi belajar anak. Apa yang disampaikan oleh bu Erwan selaku ketua Dasa Wisma juga di dukung oleh Karina selaku pengelola sekaligus penanggung jawab program pengaturan jam wajib belajar.Hal lain yang disampaikan oleh Karina adalah konten dari buku-buku yang ada memang sangat menunjang perkembangan anak .

Pemandangan menarik lain yang dapat diamati sore ini adalah hadirnya Ninda, Alin, Vira, Clay, Azam, Balqis dan Divo yang asyik membaca berbagai jenis buku yang telah dipilih sesuai kesenangannya.Demikian  beberapa ibu yang dengan tekun mendampingi anak-anak membaca.Bahkan ada yang memandu anak-anak untuk membaca.Membangun budaya tanding (membaca) di tengah-tengah gempuran media teknologi (gawai) juga merupakan tugas kita orang tua.Semoga apa yang kita saksikan sore bisa menjadi kebiasaan yang senantiasa berkembang di Dasa Wisma ini.Kami mengharapkan dukungan dari semua ibu-ibu juga bapak-bapak agar kegiatan tetap hidup dan bertahan di lingkungangan kita, demikian pesan Bu erwan seraya mengakhiri obrolannya.

Dalam konteks Gerakan Literasi apa yang dilakukan oleh kelompok dasa wisma ini merupakan dukungan nyata publik menghidupkan iklim yang literat.Wujud dukungan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara  antara lain : gerakan membacakan buku untuk anak, gerakan mengumpulkan buku anak dan menyalurkannya ke taman-taman bacaan, dan gerakan untuk menghidupkan taman-taman bacaan di ruang publik yang ramah anak.

Mojokerto, 23 Juli 2017
Salam Katakan Dengan Buku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan