BERBAGI BUKU DI MALAM TAKBIR


Ketika menulis perihal berbagi saya selalu menggarisbawahi hal yang sama sebagai bentuk penegasan, dengan maksud agar kita memiliki kesamaan persepsi tentang berbagi itu sendiri hingga konsep tersebut dimplementasikan menjadi sebuah aksi.Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas mendefenisikan berbagi adalah  memberi atau menerima sesuatu dari barang, cerita, kisah, uang, makanan, dan segala hal yang penting bagi hidup kita. Berbagi merupakan ekspresi kepedulian yang lahir dalam diri setiap orang.Kepedulian yang telah berjalan selama ini sedikit banyak telah menginspirasikan kita dalam membangun pemikiran, perilaku dan budaya tentang betapa berartinya berbagi.Dalam kondisi apapun terutama ketika mengalami kekurangan dan keterbatasan sekalipun, jadikan berbagi itu sebagai spirit dan  media yang menguatkan antara kita.Hanya dengan berbagi kita akan memiliki harapan. Harapan bukan berarti menganggap tidak akan pernah ada kesedihan,melainkan keyakinan bahwa kesulitan-kesulitan kita akan teratasi hari esok. Harapan merupakan kekuatan diri yang kita bangkitkan untuk menopang kita sekarang dan untuk selanjutnya,hingga masalah-masalah berlalu,dan kita akan menjadi bahagia.Berbagi merupakan perilaku saling menguatkan antara kita bahwa mereka yang dibagi tidak sendirian menjalankan hidup ini.

Malam penuh berkah diiringi seruan Allohu Akbar...Allohu Akbar...Laailaha Ilallohu Alloh hu Akbar...Allohu Akbar Walilah Ilham... bersahut-sahutan yang di kumandangkan dari Masjid sekitar rumah menambah suasana hikmah hingga membawa siapa saja yang mendengar mampu menemukan pesan terdalam dari hakekat sejati gemuruh takbir.Menurut A Helmy Faishal Zaini, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengatakan : Gema takbir sesungguhnya adalah keadaan menisbikan / menjadikan diri karena tak ada yang lebih besar dibandingkan dengan Allah SWT.Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang penuh keterbatasan, kekurangan, dan kedaifan/ kehinaan (Kompas, Sabtu 23 Juni 2017).Inilah tanda menyambut datangnya Idul Fitri, sekaligus mengakhiri kekhusyukan umat Islam beribadah selama bulan suci Ramadhan.Gema takbir menjadi penanda kemenangan telah tiba.

Merayakan malam takbiran ala Kedai Kopi KJR yang ada di Graha Japan Asri sungguh unik karena diisi dengan aksi berbagi .Aksi ini merupakan bentuk kesalehan sosial atau ibadah dan menjadi bukti bahwa agama manapun amat menjunjung tinggi solidaritas kemanusiaan.Kehadiran mas Roy Rendra, Mas Rizky, Mas Roni, dan Mas Dodik membuat suasana kedai lain dari pada biasanya.Beliau berempat merayakan malam takbiran dengan membawa beberapa buku dan di donasikan untuk taman baca anak yang di kelola oleh ibu-ibu dasa wisma.Keberadaan buku memang semakin tenggelam seiring munculnya media teknologi komunikasi seperti gagdet dll, inilah keprihatinan kita saat ini, kata mas Rizky yang kemudian diamini olehsemua penikmat Arabican Coffe.

Atas nama pengelola taman baca kami ucapkan terima kasih dan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir bathin kepada para donatur terutama mas Roy Rendra, Mas Rizky, Mas Roni, dan Mas Dodik.Donasi buku ini menjadikan kita sungguh mengerti akan sebuah ungkapan bahwa Buku adalah teman orang berilmu, serta teman orang-orang yang menginginkan kehebatan dalam hidupnya.

Mojokerto, 25 Juni 2017
Salam Katakan Dengan Buku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan