Piko Berjumpa Saudara Seiman


Pogram pembinaan sepak bola di Ricky Nelson Academy (RNA) desainnya tidak saja melulu soal berlatih setiap hari dan uji tanding pada akhir pekan semata. Ada waktu khusus diberikan kepada siswa dari berbagai latar belakang untuk memperdalam keyakinan melalui kelas religius setiap Hari Kamis malam jam 18.30 WIB dan mengikuti aktivitas ibadah keagamaan sesuai imannya seperti sholat Jum'at, kebaktian, dan Misa Kudus bagi yang beragama Katolik.

Perlakuan yang setara ini dirasakan oleh Fransiskus 'Piko' Sau putra semata wayang dari Kampung Umung Satar Mese Kabupaten Manggarai. Sosok yang berani meninggalkan kampung halaman kendati usianya masih remaja (13 tahun). 'Piko' mungkin belum tahu secara pasti bagaimana nasibnya kelak. Baginya talenta sepak bola yang ia dapatkan secara cuma-cuma dari Tuhan harus dipersembahkan kembali kepada Yang Maha Memberi melalui keputusan anti mainstream. Maklum anak seusianya saat ini kalau di kampung biasanya membantu meringankan beban kerja orang tua untuk cari kayu api, menjaga dan memberi makan pada hewan ternak, dll. Tidak lupa menghabiskan waktu untuk bemain gagdet dan mengakses berbagai konten yang ada didalamnya

Resolusi 'Piko' belajar khusus tentang sepak bola di RNA merupakan ungkapan rasa syukur sekaligus bentuk pertanggungjawaban terhadap Tuhan dan kedua orang tua serta seluruh keluarga besarnya. Oleh karena itu pagi tadi sekitar jam 06.00 WIB 'Piko' dijemput Diego untuk mengikuti Misa Kudus di Gereja Katolik Santo Yosef Mojokerto. Bagi orang Katolik, Misa adalah puncak perayaan iman dimana umat diajak pada peringatan syukur untuk mengenangkan sekaligus menghadirkan kembali Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam kematian di salib demi keselamatan manusia.

Melalui Misa Minggu (18/6) Piko menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari Gereja semesta yang sedang dalam peziarahan di dunia. Saat Misa dan keluar Gereja 'Piko' berjumpa dengan banyak saudara seiman. Hal inilah yang membuatnya kuat dan merasa tidak sendirian ketika berada di Kota pengusung Spirit Of Majapahit yang terkenal dengan makanan khas Onde-onde. Hari Selasa (20/6) lusa kota ini memasuki usia yang ke 105 tahun.

Sebelum kembali ke pesanggarahan ‘Piko” tak bisa menyembunyikan aura keceriaan dan suka cita berkat Komuni Kudus yang disantap dalam Perayaan Ekaristi. Ketika datang ‘Piko’ mempersembahkan segala aktivitasnya selama satu minggu di altar dan setelah menyambut Hosti, ia mendapat kekuatan serta kembali pulang membawa kebaikan bagi sesama terutama teman-temanya di RNA dan SMP Negeri 4, salah satu sekolah tempat pesemaian bibit sepak bola di Kota Mojokerto.

Baik di RNA maupun SMPN 4 'Piko' dididik untuk mencintai proses mengingat hanya dengan cara itu sesesorang akan berjalan lebih jauh  dan bertahan lebih lama dari pada orang yang fokus pada hasil.

Salam Sepak Bola

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan