Kelas Religius di RNA : Berdoa yang Baik dan Benar

Bersama Gabriel (2007), Diego (2008), dan Fransiskus 'Piko' Sau (2009) minus Manda Prima kami berproses untuk menggali dan menemukan hikmat dari pesan Injil Matius 6:7-15 tentang Berdoa yang benar. Kegiatan diawali dengan doa pembuka yang dibawakan oleh Gabriel dari Gereja Kristen Batak Karo dan dilanjutkan pertanyaan panduan sehingga memudahkan mereka untuk sharing pengalaman mengenai hal-hal seputar doa.

"Malam pertama ketika saya berada di mess dan sebelum merebahkan tubuh di kasur di kasur, terutama pasca ditinggal oleh Ka Evan dan teman-temannya dari Surabaya hatiku diliputi perasaan sedih. Bahkan ingatanku melambung jauh hingga ke halaman di Kampung Umung, Satar Mese. Wajah kedua orang tua dan semua saudara muncul dan melintasi benakku. Berkat doa yang penuh dengan kepasrahan akhirnya rasa sedih itu bisa sirna sehingga saya bisa tidur dengan nyenyak hingga pagi keesokan harinya. Bahkan pasca bangun sayapun berdoa untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas perlindunganNya malam itu dan memohon kekuatan dan perlindungan agar saya bisa menjalani kehidupan di hari-hari selanjutnya" sharing 'Piko'.

Kami bertiga menyimaknya dengan seksama dan terbawa suasana haru kala mendengar sharing tersebut. Sementara itu Diego dan Gabriel menyampaikan bahwa doa kerap mereka lakukan ketika sebelum dan sesudah masuk dan keluar lapangan saat berlatih maupun bertanding. Tujuannya agar terhindar dari hal-hal yang tidak dikehendaki seperti cedera, dll. "Kalau saat latihan terkadang mohon pencerahan dari Roh Kudus juga agar bisa memahami arahan atau instruksi dari. coach" kata Diego dan diamini oleh Gabriel.

Baik Gabriel, Diego, maupun 'Piko' memiliki pendapat yang sama bahwa doa adalah sarana komunikasi yang mendekatkan kita dengan Tuhan. Demikian juga dengan kriteria doa yang benar seperti yang disampaikan oleh Penginjil Matius.

Dalam doa, kita mensyukuri apa yang ada pada kita sebagai pemberian Tuhan dan dengan memohon rahmat dan pertolongan-Nya, kita mengakui segala keterbatasan kita sebagai manusia. Dengan demikian, doa merupakan ungkapan jiwa kita yang mengakui kebesaran Tuhan, dan sekaligus keterbatasan kita.

Fondasi penting dari doa adalah kerendahan hati,sebab hanya orang yang rendah hati, yang dapat mengakui bahwa apa yang baik yang ada padanya berasal dari Tuhan dan bahwa ia membutuhkan Tuhan untuk dapat memperoleh kebaikan dan melakukan kebaikan, termasuk berdoa. Hanya jika kita dengan rendah hati mengakui bahwa kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa (Rm 8:26), kita siap untuk menerima karunia doa. Kita semua bagaikan pengemis di hadapan Allah.

Menimba ilmu di RNA selain mendapatkan ilmu dan ketrampilan  sepak bola siswa juga diarahkan agar menjadi pesepakbola yang memiliki karakter religius yang memadai seperti selalu berdoa dan rendah hati.

Mojokerto, 22 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan