Kepala Desa Murbaya Dukung Sepak Bola Hingga Mengirim 2 Warganya Belajar di Ricky Nelson Academy

Kemarin Hari Jumat (30/6)ketika antar Diego latihan di Training Ground RNA saya menjumpai beberapa wajah baru. Ada dua anak yang kelahiran 2009 sedang duduk di pinggir lapangan sembari mengamati situasi sekitar. Sementara didalam ruang tamu mess academy tersebut terdapat tiga lelaki yang beranjak remaja sedang duduk di sofa warna merah sibuk memainkan gadgetnya.Mereka tampak serius dan sedikit canggung.

Mencermati keadaan yang demikian saya menduga bahwa mereka adalah orang baru yang datang dari luar kota dan kehadirandannya di kota Onde-onde adalah untuk mengantar putranya yang akan belajar sepak bola di Ricky Nelson Academy. 

Situasi sedikit cair saat mereka bertanya tentang kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu yang ada dekat mess buat orang tua siswa atau pengantar dari luar kota. Setelah mendapatkan kost seiring dengan selesainya kegiatan latihan Diego, saya pamit pulang .


Pertemuan kami kembali berlanjut pagi ini, Sabtu (1/7) di pinggir lapangan ketika ia sedang memotret aktivitas latihan anak didiknya yang dibawa dari Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Ketika saya ajak ke warung pinggir lapangan untuk ngopi ia menolak dengan halus bahwa dirinya tidak biasa makan nasi tetapi roti. Tidak kehilangan akal saya memesan teh hangat untuknya.

 Sembari menikmati segelas teh saya mulai menanyakan identitas dan segala hal yang berkaitan dengan kehadirannya yang jauh-jauh dari NTB. Namanya Sahrurrozi berasal dari Dusun Kelakek Desa Murbaya Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lomba Tengah NTB. 

Sapaannya Sahru dan saat ini statusnya adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di salah satu Perguruan Tinggi di Lombok. Selain kuliah Sahru menjadi pelatih sepak bola di desanya. Bakatnya mengolah si kulit bundar tidak diragukan karena ia adalah salah satu pesepakbola lokal yang masih bermain di Liga 3 lokal.

Kepala Desa Peduli Sepak Bola

Sahru datang untuk mengantar dua anak didiknya Wisnu Kawirian (2007) dan Supriyatman (2005) asal Klub Murbaya FC guna mendalami ilmu sepak bola di RNA. "Ada beberapa anak yang lolos saat seleksi RNA di Mataram beberapa waktu lalu. Kalau anak didik saya hanya berdua yang mendapat dukungan dari orang tua untuk melanjutkan belajar sepak bola di sini" Kata Sahru.


Murbaya FC adalah satu-satunya klub yang di desa tersebut dimana seluruh operasionalnya dibiayai oleh dana desa dan kolaborasi antara desa dan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lombok Tengah. "Awalnya anak-anak disana dibiarkan main sepak bola sendiri tanpa ada yang mengajarinya. Saya coba menyampaikan kepada Kepala Desa Murbaya Bapak Herman Wijaya tentang potensi sepak bola yang dimiliki penduduk setempat terutama anak-anak. Respon beliau sangat baik bahkan menugaskan saya untuk berlatih padahal belum memiliki lisensi kepelatihan" Tutur Sahru sembari tersenyum.

Masih menurut Sahru kedua siswa didikan saya yang datang belajar di RNA juga mendapat dukungan dari bapak kepala desa Murbaya. Banyak anak NTB yang belajar sepak bola di beberapa klub elit lokal tetapi karena tidak sabar untuk berproses banyak yang keluar dari SSB atau klubnya.

Ketika mengakhiri obrolan Sahru menyampaikan bahwa " Barometer sepak nasional ada di Jawa Timur. Ini menjadi alasan utama sehingga saya memberikan motivasi kepada anak-anak bahkan orang tua siswa yang memfasilitasi saya untuk mengantarkan putranya ke sini. Saya sempat merasakan iklim sepak bola di Jawa Timur beberapa tahun lalu di Pasuruan".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan