Dibalik Kehadiran Timnas Argentina

Hasil pertandingan Timnas Indonesia kontra Argentina sudah pasti bisa dimaklumi semua pihak. Asnawi dkk seperti baru belajar bermain sepak bola ketika menghadapi tim Juara Dunia 2022 itu. Possessionnya terpaut jauh, 26% lawan 74%, begitu juga dengan total passingnya, Indonesia hanya 270 dan Argentina 755. 

Mari lupakan semua itu. Rasanya lebih menarik, membahas dibalik kehadiran  Argentina di Stadion Gelora Bung Karno. Ini tidak lepas dari pikiran besar seorang Erick Tohir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PSSI. Pria yang juga dikenal sebagai pengusaha itu, bukanlah orang baru dalam percaturan sepak bola. Dia pernah menjadi presiden Inter Milan, pemilik DC United (USA) dan pemiliki saham mayoritas di klub Inggris, Oxford United. Juga pernah terlibat dalam kepengurusan Persib, Persija dan Persis. 

Menghadirkan Argentina,  yang diperkirakan menghabiskan dana lebih dari 74 M bukan tidak diperhitungkan feedbacknya. Sepak bola adalah olahraga yang paling memiliki nilai jual dan sepak bola sudah berada pada lingkup bisnis dan industri olahraga. Inilah yang akan ditingkatkan gradenya oleh Erick Tohir. Tiket Indonesia lawan Argentina dan Indonesia lawan  Palestina dalam waktu yang relatif singkat sudah terjual habis walaupun harganya cukup  mahal untuk ukuran penikmat sepak bola Indonesia. Ini terbilang sejarah dalam penjualan tiket pertandingan timnas Indonesia. 

Ide besar lainnya,  pendiri Mahaka Group itu adalah menjadikan kompetisi Liga Indonesia yang bersih dan berkualitas. Salah satun upayanya adalah dalam hal perwasitan yang bekerjasama dengan JFA, asosiasi sepak bola Jepang. Dalam berbagai kesempatan, Erick Tohir selalu menyampaikan bahwa mengelola PSSI harus punya nyali. Nyali menghadapi berbagai pihak yang berusaha merusak tatanan sepak bola Indonesia, apakah dalam bentuk  pengaturan skor, pengaturan hasil kompetisi, suap dan sejenisnya. 

Kemudian bekerjasama dengan DFB, asosiasi sepak bola Jerman untuk program pembinaan. Indonesia harus punya roadmap pembinaan mulai dari usia dini yang berstandar dan ditunjang oleh faktor pendukung yang ideal seperti sumber daya pengelola, pelatih, infrastruktur,  kurikulum dan wadah kompetisinya. "Semua yang kita rencanakan harus ada targetnya, bukan kagetan," Ungkapnya. 

Seorang pengusaha berskala besar, punya pengalaman besar dan punya komitmen besar. Tidaklah salah jika kita berharap pikiran-pikiran besarnya dicurahkan untuk kemajuan sepakbola nasional melalui jabatan startegisnya sebagai Ketua Umum PSSI, 20023-20027.

(Imam Syafii - Indonesia Soccer Academy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan