Landasan untuk Memperjuangkan Nilai-nilai Penting dalam Masyarakat (XII/Ganjil/Periode : 11-15 Oktober 2021)

 
Kompetensi Dasar

3.2 Memahami nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus.
4.2 Menerapkan nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus.

Indikator
  1. Menjelaskan peraturan-perturan negara yang melandasi perjuangan penegakan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 45
  2. Menjelaskan ajaran-ajaran Gereja yang menjadi landasan bagi umat Katolik untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat (Rerum Novarum Quadragesimo Anno, Pacem In Terris Populorum Progressio)
  3. Menjelaskan upaya-upaya konkret untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat.
Doa Pembuka

Tanda Salib (+)

Allah Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu atas berkat dan karunia-Mu bagi kami sehingga dapat berkumpul kembali untuk mendengarkan firman-Mu. Hari ini kami akan mempelajari pokok bahasan tentang nilai-nilai kehidupan yang diperjuangkan oleh negara dan Gereja-Mu. Semoga kami dapat memahami dan mendukung negara dan Gereja dalam mewujudkan nilai-nilai kehidupan dalam negara kami. Semoga kelak kami
dapat menjadi garam dan terang dunia di tengah masyarakat, dengan bersaksi tentang keadilan dan perdamaian, atas dasar kasih-Mu yang tak terhingga. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru selamat kami. Amin.

Tanda Salib (+)

Pemikiran Dasar

Rakyat Indonesia patut bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena sebagai bangsa yang majemuk, agama, kepercayaan, suku, etnis, budaya, kita dianugerahi Pancasila sebagai dasar negara, yang memiliki nilai-nilai dasar yang terkandung dalam lima butir sila yang merupakan satu kesatuan. Nilai berarti sesuatu yang penting, baik dan berharga. Dengan perkataan lain, nilai (value) adalah hal dasar yang memiliki makna bagi kehidupan manusia, kelompok masyarakat, bangsa atau dunia. Dengan hadir atau absennya nilai dalam suatu kehidupan, akan menimbulkan kepuasan diri manusia, sehingga manusia berusaha untuk merealisasikan atau menolak kehadirannya. Sebagai akibat maka nilai dijadikan tujuan hidup, merupakan hal ihwal yang ingin diwujudkan dalam kenyataan. Keadilan, kejujuran merupakan nilai yang sepanjang abad selalu menjadi kepedulian manusia, untuk dapat diwujudkan dalam kenyataan. Sebaliknya, kejahatan dan kebohongan selalu dihindari. Dalam nilai terkandung sesuatu yang ideal, harapan yang dicita-citakan untuk kebajikan. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan menghubungkan sesuatu dengan yang lain dan kemudian mengambil keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap penting, baik dan berharga bagi kehidupan umat manusia. Baik ditinjau dari segi religius, politik, hukum, moral, etika, estetika, ekonomi dan sosial budaya. Dalam Pancasila inilah, nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dalam hidup masyarakat Indonesia diperjuangkan untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Pertanyaannya adalah apakah nilai-nilai luhur pancasila itu telah diwujudkan setelah sekian puluh tahun merdeka? Ataukah justru sebaliknya?

Dalam Kitab Suci (Alkitab) dan Ajaran Gereja Katolik, hukum kasih Allah merupakan landasan dari segala hukum lainnya untuk mewujudkan nilai-nilai penting dalam hidup manusia. Nilai-nilai dasar yang menghormati martabat manusia, seperti penghargaan terhadap daya cipta manusia, kesamaan setiap orang di hadapan Allah dan perhatian untuk kepentingan bersama, sering dipakai baik sebagai tolok ukur moral, maupun untuk pertimbangan pribadi. “Kemerdekaan, kesamaan, dan persaudaraan” menjadi
kesepakatan dasar untuk menata hidup bersama dalam banyak negara. Karena merupakan landasan bagi hidup bersama, nilai-nilai itu disebut nilai-nilai dasar. Iman Kristen dapat menerangi, menjernihkan, dan mendukung nilai-nilai dasar. Dari imannya Gereja menimba keyakinan, bahwa “martabat pribadi itu suci”, sebab rahmat Allah, yang ingin menyelamatkan semua orang, telah menyentuh sedalam-dalamnya hidup setiap insan. Dengan memaklumkan karya Allah Penyelamat, Gereja memaklumkan juga hormat bagi martabat manusia. Kalimat itu merupakan asas awal setiap rentetan hak asasi.

Dengan mengajarkan dan membela kebebasan moral dan kebebasan sosial-politik setiap manusia, Gereja memaklumkan pokok iman: “Kebebasan sejati merupakan tanda mulia gambar Allah dalam diri manusia … supaya ia dengan sukarela mencari Penciptanya, dan dengan mengabdi kepada-Nya secara bebas mencapai kesempurnaan penuh yang membahagiakan” (GS 17). Demikian pula adalah keyakinan iman, bahwa “manusia berhak berserikat dalam kemerdekaan”, sebab “Allah berkenan menguduskan dan menyelamatkan manusia bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya, melainkan dengan membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci” (LG.9). Dengan mengajarkan solidaritas dan dengan membela semua usaha guna membangun paguyuban tanpa paksaan dan tanpa diskriminasi, Gerejamengungkapkan pengharapan iman, bahwa umat manusia dapat “diubah menjadi keluarga Allah” (bdk. GS.40). Di dunia modern menjadi makin jelas bahwa solidaritas manusiawi yang luas hanya dapat dibangun, kalau secara khusus diperjuangkan kepentingan mereka yang sampai sekarang tersisihkan (bdk.SRS42; CA.11). Demikian pula pembangunan sejati merupakan perkembangan diri manusia. Perkembangan itu hanya maju kalau daya cipta manusia dipercaya dan diberi ruang (bdk. SRS.31; CA.46), Dengan mengajarkan asas-asas demokrasi ini, Gereja sekaligus memaklumkan keyakinan imannya.

Melalui kegiatan pembelajaran ini para peserta didik dibimbing untuk memahami serta menghayati perjuangan negara dan Gereja untuk mewujudkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat. Baik negara, maupun Gereja memiliki tugas dan kewajiban yang sama mewujudkan Kerajaan Allah sebagaimana yang diwartakan oleh Yesus Kristus, Sang Juru Selamat kita.

Pembahasan Materi dan Evaluasi

Simak video pembahasan materi dan pertanyaan berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=3eWnx1ug-vw

Doa Penutup

Tanda Salib (+)

Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah-Mu yang tak terhingga bagi bangsa dan negara kami. Bimbinglaah para penyelenggara negara serta seluruh masyarakat Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bangsa kami yang tertuang dalam dasar negara serta konstitusi negara kami. Semoga kami umat Katolik dengan semangat Injil-Mu kami dapat ikut serta membangun bangsa Indonesia secara lebih baik, dan bertanggungjawab. Semoga Yesus Putera-Mu senantiasa menyertai kami, dan kami umat-Mu selalu menjadikan Yesus kristus sebagai kompas hidup kami dalam perjalanan bangsa Indonesia ini. Doa ini kami sempurnakan dengan doa Yesus sendiri. Bapa kami...

Tanda Salib (+)









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan