Gereja yang Menguduskan /Liturgia ( Kelas XI/Ganjil/Periode : 4 - 8 Oktober 2021)

Kompetensi Inti

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

3.3. Memahami tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus
4.4. Melibatkan diri tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus

Indikator
  1. Mendeskripsikan tentang tugas Gereja yang menguduskan
  2. Menjelaskan arti dan fungsi doa dan liturgi dalam Gereja
  3. Menjelaskan bentuk-bentuk tugas atau tindakan Gereja yang menguduskan melalui perayaan-perayaan sakramen dan devosi
Doa Pembuka

Tanda Salib (+)

Ya Allah yang Mahakudus, melalui sakramen pembaptisan Engkau telah mengangkat kami menjadi putera-puteriMu. Demikian juga melalui sakramen-sakremen yang Engkau curahkan melalui GerejaMu telah menguduskan kami semua, sehingga layaklah kami memperoleh hidup abadi. Ya Allah yang Mahakudus, kuduskanlah tempat ini, kuduskanlah kami semua yang hendak melangsungkan pertemuan ini, agar proses pembicaraan pembelajaran kami ini bermanfaat bagi kami dan seluruh umat Allah. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Tanda Salib (+)

Pemikiran Dasar

Di beberapa gereja, sebelum perayaan ekaristi dimulai, Imam atau Lektor memberikan pengumuman bahwa orangtua diharapkan mengajak dan membantu anak-anaknya untuk menghayati liturgi secara baik. Hal tersebut dapat dimaklumi karena banyak umat yang datang ke gereja pada hari minggu, atau bahkan setiap hari sekedar memenuhi kewajibannya sebagai orang Katolik, tanpa atau kurang menyelami hakikat liturgi itu sendiri.

Para Bapa Gereja mengajarkan bahwa “dalam liturgi Kristus yang bertindak, Kepala dan Tubuh. Sebagai Imam Agung kita, Dia merayakan dengan tubuh-Nya, yaitu Gereja, baik di surga maupun di bumi” (Kompendium KGK 233). Ditegaskan pula bahwa “Gereja di dunia merayakan liturgi sebagai umat imami, setiap orang bertindak menurut fungsinya masing-masing dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Orang-orang yang dibaptis menyerahkan diri mereka kedalam kurban rohani, para pelayan yang ditahbiskan merayakan sesuai dengan tugas yang mereka terima bagi pelayanan seluruh anggota Gereja, para Uskup dan Imam bertindak atas nama Pribadi Kristus, sang Kepala” (KKGK 235). Dengan demikian liturgi merupakan perayaan iman. Perayaan iman tersebut merupakan pengungkapan iman Gereja, di mana orang yang ikut dalam perayaan iman mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan. Tentu saja bukan hanya dengan partisipasi lahiriah, tetapi yang pokok adalah hati yang ikut menghayati apa yang diungkapkan dalam doa. Kekhasan doa Gereja ini merupakan sifat resminya, sebab justru karena itu Kristus bersatu dengan umat yang berdoa. Dengan bentuk yang resmi, doa umat menjadi doa seluruh Gereja yang sebagai mempelai Kristus, berdoa bersama Kristus, Sang Penyelamat, sekaligus tetap merupakan doa pribadi setiap anggota jemaat. Liturgi sungguh-sungguh menjadi doa dalam arti penuh, bila semua yang hadir secara pribadi dapat bertemu dengan Tuhan dalam doa bersama itu. Kalau demikian terjadi apa yang dikatakan Tuhan: “… di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Mu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18: 20). Atau dengan rumusan Konsili Vatikan II, “Di dalam jemaat-jemaat, meskipun sering hanya kecil dan miskin, atau tinggal tersebar, hiduplah Kristus, dan berkat kekuatan-Nya terhimpunlah Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik” (Lumen Gentium, Art. 26). Karena kehadiran Kristus, liturgi membuat jemaat setempat menjadi Gereja dalam arti yang penuh, sebab di dalamnya setiap orang di dorong ke arah kesatuan secara pribadi dengan Kristus dan bersama-sama mereka membentuk Gereja Kristus. Dengan demikian, setiap “paroki dalam arti tertentu menghadirkan Gereja semesta” (SC 42). Doa resmi Gereja tidak sama dengan mendaraskan rumus-rumus hafalan doa-doa resmi, melainkan pertama-tama dan terutama adalah pernyataan iman di hadapan Allah. Doa berarti mengarahkan hati kepada Tuhan. Yang berdoa adalah hati, bukan badan. Hal itu berlaku untuk doa pada umumnya, dan juga untuk doa pribadi. Tetapi untuk doa bersama membutuhkan sedikit keseragaman demi kesatuan doa dan pengungkapan iman. Ibadat resmi Gereja tampak dalam ibadat pagi, ibadat siang, ibadat sore, ibadat malam, dan ibadat bacaan. Yang pokok dalam doa bukan sifat “resmi” atau kebersamaan, melainkan kesatuan Gereja dengan Kristus dalam doa. Dengan bentuk yang resmi, doa umat menjadi doa seluruh Gereja, yang sebagai mempelai Kristus berdoa bersama Sang Penyelamat, sekaligus tetap merupakan doa pribadi setiap anggota jemaat. Liturgi sunguh-sungguh menjadi doa dalam arti penuh jika semua yang hadir secara pribadi dapat bertemu dengan Tuhan dalam doa bersama itu.

Pada pelajaran ini para peserta didik diajak untuk memahami liturgi sebagai upaya kita (Gereja) untuk menguduskan dunia. Karenanya kita semua perlu memahami bahwa tidak ada keterpisahan antara hidup dan ibadat di dalam umat. Pengertian mengenai hidup sebagai persembahan dalam Roh dapat memperkaya perayaan
Ekaristi yang mengajak seluruh umat, membiarkan diri diikutsertakan dalam penyerahan Kristus kepada Bapa. Dalam pengertian ini, perayaan Ekaristi sungguh-sungguh merupakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani. Dalam pelajaran ini, kita akan membatasi diri pada bentuk-bentuk dan kegiatan pengudusan yang sering dilakukan di dalam Gereja, yakni: Doa dan doa resmi Gereja (liturgi), perayaan sakramen-sakramen, perayaan sakramentali, serta devosi dalam Gereja Katolik.

Menyimak Materi Pembelajaran 

Simaklah penjelasan materi melalui video pembelajaran di link ini : https://www.youtube.com/watch?v=w_05rzc4QxA

Evaluasi

  1. Jelaskan pengertian doa, fungsi doa, dan syarat berdoa yang baik !
  2. Jelaskan pengertian dari Sakramen !
  3. Sebutkan Sakramen yang ada dalam Gereja Katoli
  4. Simbol-simbol apa saja yang digunakan dalam sakramen-sakramen, dan apa
    maknanya?
  5. Sebutkan 2 Unsur yang ada dalam Sakramen !
  6. Sebutkan Pembagian  Sakramen dalam Gereja Katolik !
  7. Apa yang dimaksudkan dengan Sakramentali ?
  8. Sebutkan aneka Sakramentali dalam Gereja Katolik !
  9. Apakah yang dimaksudkan dengan Devosi ?
  10. Sebutkan contoh devosi dalam Gereja Katolik !
kirim jawaban ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com

Doa Penutup

Tanda Salib (+)

Ya Allah yang Mahakudus, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu, karena oleh bimbingan-Mu, apa yang kami pelajari dalam pertemuan ini telah menghantarkan kami untuk menemukan makna kehadiranMu yang kudus melalui GerejaMu, yaitu demi keselamatan kami. Kami mohon ya Allah, sertailah kami dalam perziarahan
kami ini, agar tetap yakin dan percaya pada penyelenggaraanMu melalui Gereja yang kudus. Demi Kristus pengantara kami. Bapa Kami….

Tanda Salib (+)







 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan