Panggilan Hidup Membiara (Kelas : XII / Periode : 30 Agustus - 3 September 2021)

 
Doa Pembuka

Tanda Salib (+)

Allah, pencipta semesta, Engkau memanggil setiap insan kepada keselamatan, dan Engkau mengharapkan tanggapan dari mereka. Kami bersyukur begitu banyak orang telah menanggapi panggilan-Mu. Dan untuk melayani mereka yang sudah Kau himpun, Engkau berkenan memanggil pula pelayan-pelayan khusus bagi jemaat. Bapa, panenan-Mu sungguh melimpah, tetapi para penuai sangatlah kurang.Ketika menyaksikan tuaian yang begitu banyak, Yesus sendiri mendesak, “Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” Maka kami mohon, sudilah Engkau memanggil pekerja-pekerja untuk melayani umat-Mu. Perlengkapilah umat-Mu dengan nabi yang akan bernubuat demi nama-Mu, yang akan menegurkan umat-Mu kalau berbuat salah, dan menunjukkan jalan-Mu sendiri. Bangkitkanlah rasul untuk mewartakan sabda-Mu. Bangkitkanlah guru untuk mengajar kaum beriman, dan gembala untuk menuntun kami menemukan makanan yang berlimpah bagi jiwa raga kami. Semoga mereka semua dapat ikut serta dalam peran Kristus sendiri: memimpin, mengajar, dan menguduskan kami semua, agar kami semua tidak kekurangan suatua apa. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
(Sumber : Puji Syukur nomor 182)

Pemikiran Dasar

Aneh, tetapi nyata! Itulah pendapat banyak orang tentang teman atau kerabatnya yang menentukan jalan hidupnya sebagai biarawan atau biarawati. Tidak jarang kita mendengar cerita tentang banyak orangtua yang menentang keras anaknya yang ingin menjadi pastor, suster, atau bruder. Tetapi tidak sedikit orangtua yang mendorong atau mendukung anaknya yang memilih jalan hidup membiara. Bagi mereka yang sudah menjadi biarawan atau biarawati, ketika ditanya mengapa mau menjalani hidup seperti itu, mereka menjawab bahwa itulah panggilan hidup. Menjadi seorang biarawan atau biarawati itu sebuah pilihan hidup. Bagi mereka, hidup membiara itu merupakan jawaban atas panggilan Tuhan untuk melayani dan menguduskan dunia.

Hidup membiara adalah salah satu bentuk hidup selibat yang dijalani oleh mereka yang dipanggil untuk mengikuti Kristus secara tuntas (total dan menyeluruh), dengan mengikuti nasihat Injil. Hidup membiara adalah corak hidup, bukan fungsi gerejawi. Dengan kata lain, hidup membiara adalah suatu corak atau cara hidup yang di dalamnya orang hendak bersatu dan mengikuti Kristus secara tuntas, melalui kaul yang mewajibkannya untuk hidup menurut tiga nasihat injil, yakni keperawanan, kemiskinan, dan ketaatan (bdk. LG 44). Dengan mengucapkan kaul keperawanan, orang membaktikan diri secara total dan menyeluruh kepada Kristus. Dengan
mengucapkan kaul kemiskinan, orang berjanji akan hidup secara sederhana dan rela menyumbangkan apa saja demi kerasulan. Dan dengan mengucapkan kaul ketaatan, orang berjanji akan patuh kepada pimpinannya dan rela membaktikan diri kepada hidup dan kerasulan bersama. Kaul-kaul tersebut bukan inti hidup membiara. Inti hidup membiara adalah persatuan erat dengan Kristus melalui penyerahan diri secara total dan menyeluruh kepada-Nya. Hal itu diusahakan untuk dijalani melalui ketiga kaul yang disebutkan di atas. Bentuk hidup selibat lainnya adalah hidup tidak menikah, yang dijalani oleh kaum awam, demi Kerajaan Surga. Mereka memilih tidak menikah bukan karena menilai hidup berkeluarga itu jelek atau bernilai rendah, melainkan demi Kerajaan Surga (bdk. Mat 19: 12). Dalam hidup tidak menikah mereka menemukan dan menghayati suatu nilai yang luhur, yakni melalui doa dan karya memberikan cintanya kepada semua orang sebagai ungkapan kasih mereka kepada Allah.

Pada kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik dibimbing untuk memahami bahwa hidup membiara dan hidup selibat lainnya adalah panggilan dari Tuhan, merupakan rahmat, pemberian cuma-cuma dari Tuhan bagi orang-orang yang dipilih-Nya. Meskipun merupakan rahmat, kita bisa memohon hidup semacam itu kepada Tuhan. Oleh karenanya, siswa, yang sudah mulai memikirkan pilihan cara hidupnya kelak, perlu diajak untuk bertanya kepada dirinya sendiri apakah Tuhan memanggilnya untuk menjalani hidup membiara atau hidup selibat lainnya.

Menyimak Video Pembelajaran

Silahkan klik link video berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=1QxOpTaO7Dg

Evaluasi 

Jawablah pertanyaan berikut ini !
  1. Apa yang dipraktikkan St. Theresia?
  2. Apa hakikat dan makna hidup membiara?
  3. Apa inti hidup membiara?
  4. Apa makna kaul?
  5. Bagaimana caranya memupuk benih panggilan?
  6. Apa saja tantangan dalam hidup membiara?
  7. Apa arti kaul kemiskinan?
  8. Apa arti kaul ketaatan ?
  9. Apa arti kaul keperawanan?
  10. Apakah kaul-kaul, khususnya kaul keperawanan, hanya dapat dihayati dalam hidup membiara ?
  11. Tuliskan doa untuk para biarawan dan biarawati agar mereka tetap setia pada panggilannya !
kirim jawaban ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com

Doa Penutup 

Tanda Salib (+)

Bapa yang mahakudus, kami bersyukur kepada-Mu atas begitu banyak biarawan-biarawati yang dengan tulus dan penuh semangat mengikuti nasihat-nasihat Injil Putra-Mu. Dengan menjawab panggilan suci ini, mereka hidup hanya untuk Engkau, karena seluruh hidup dan pelayanan mereka hanya tertuju kepada-Mu. Semoga penyerahan secara utuh ini mendorong mereka untuk tekun mengamalkan keutamaan-keutamaan injili, terutama kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian.

Terangilah mereka agar menyadari kemurnian, yang mereka ikrarkan demi Kerajaan Surga, sebagai anugerah yang amat luhur, karena dengan itu mereka terbantu untuk mengasihi Engkau secara utuh. Semoga prasetya kemiskinan semakin mendekatkan mereka kepada Kristus yang telah menjadi papa untuk kami, dan semakin mendekatkan mereka juga kepada saudara-saudara yang berkekurangan. Semoga lewat prasetya ketaatan mereka mampu memadukan diri dengan Kristus yang telah menghampakan diri karena taat kepada kehendak-Mu.

Bapa, semoga para biarawan-biarawati selalu membina hubungan yang akrab dengan Engkau lewat doa pribadi, liturgi, dan bacaan Kitab Suci. Sesudah disegarkan oleh santapan-santapan suci ini, semoga mereka mampu meneguhkan saudara-saudaranya, kaum beriman. Semoga para biarawan-biarawati selalu membina kehidupan bersama yang akrab dan hangat, tempat setiap anggota dapat berbagi suka dan duka, saling menghibur dan meneguhkan, dan sebagai satu keluarga semakin akrab dengan Engkau sendiri. Semoga mereka sungguh mewujudkan persaudaraan sejati, dan memberikan kesaksian betapa indahnya hidup bersama sebagai saudara, serta semakin mampu memberikan pelayanan kepada jemaat dan masyarakat,

Demi Kristus, Tuhan, pengantara kami. Amin

Tanda Salib (+)

Mojokerto, 29 Agustus 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan