Gereja Yang Kudus (Kelas : XI/Periode : 30 Agustus - 3 September 2021)

 
Doa Pembuka

Tanda Salib (+)

Ya Allah pokok keselamatan kami,
Gereja-Mu telah menjadi tanda keselamatan bagi banyak jiwa di bumi ini. Kehadiran Gereja yang bersifat: Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik sebagaimana iman para Rasul yang telah kami imani sampai saat ini, kini telah menyatukan kami dan menjadi tanda kehadiran-Mu yang menguduskan kami semua. Kami mohon kepada-Mu ya Bapa, hadirlah dalam pertemuan ini agar kami semakin mengenal, memahami teristimewa Gereja yang Kudus, Serta selanjutnya dapat mengamalkan kehendakMu sebagai anggota Gereja yang turut serta menguduskan dunia. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin!

Tanda Salib (+)

Pengantar

Setelah mendalami makna dan hakikat sifat Gereja yang Satu pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, pada pembelajaran ini akan dipelajari pokok bahasan tentang ciri Gereja yang kedua yaitu Gereja yang Kudus. Apabila kita bertanya kepada umat Katolik, termasuk kaum muda Katolik, tentang arti kata kudus dalam Gereja Katolik, sebagian besar menjawab kurang tau. Hal ini baru menyangkut arti kata, belum menyangkut hakikat kekudusan Gereja Katolik dan bagaimana mempraktikkannya dalam hidup bergereja di tengah kehidupan masyarakat. Kudus sebetulnya berarti “yang dikhususkan bagi Tuhan.” Maka, pertama-tama “kudus” (suci) itu menyangkut seluruh bidang keagamaan. Yang “kudus” bukan hanya orang, tempat, atau barang yang dikhususkan bagi Tuhan, tetapi lingkup kehidupan Tuhan. Semua yang lain, orang, waktu, atau tempat disebut kudus karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan. Yang kudus itu adalah Allah. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan tidak datang dari Gereja, tetapi dari Allah yang mempersatukan Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus. Jadi, kekudusan Gereja tidak terutama diartikan secara moral, tetapi secara teologial, menyangkut keberadaan dalam lingkup hidup Allah.

Gereja katolik meyakini diri kudus bukan karena tiap anggotanya sudah kudus tetapi lebih-lebih karena dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan, “Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya” (Mat 5:48).Perlu diperhatikan juga bahwa kategori kudus yang dimaksud terutama bukan dalam arti moral tetapi teologi, bukan soal baik atau buruknya tingkah laku melainkan hubungannya dengan Allah. Ini tidak berarti hidup yang sesuai dengan kaidah moral tidak penting. Namun kedekatan dengan yang Ilahi itu lebih penting, sebagaimana dinyatakan, “kamu telah memperoleh urapan dari Yang Kudus (1Yoh 2:20),yakni dari Roh Allah sendiri (bdk. Kis10:38). Diharapkan dari diri seorang yang telah terpanggil kepada kekudusan seperti itu juga menanggapinya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan kaidah-kaidah moral (lihat LG. Art.26).

Pada pembelajaran ini, peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati dalam hidupnya, makna dan hakikat kekudusan Gereja. Bahwa Gereja itu kudus karena sumber dari mana Gereja berasal, ke mana arah yang dituju Gereja, dan unsur-unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan (kesucian) Gereja adalah kekudusan (kesucian) Kristus. Gereja menerima kekudusan (kesucian) sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kesucian Gereja tidak datang dari Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus. Kristus ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir zaman. 

Menyimak Video Pembelajaran

Simaklah video pembelajaran dengan klik link berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=0waLk3VLQmA

Evaluasi 

Jawablah pertanyaan berikut ini !
  1. Jelaskan arti dari Kudus menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia !
  2. Jelaskan Makna kekudusan menurut Efesus 5:25 - 26
  3. Apa makna kekudusan Gereja menurut dokumen Lumen Gentium artikel 26)
  4. Apa konsekuensi seorang uskup yang memiliki kepenuhan Sakramen tahbisan .
  5. Bagaimana cara kita memperjuangkan kekudusan Gereja dalam hidup sehari-hari?
Jawaban dikirim ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com

Penutup

Doa Penutup

Tanda Salib (+)

Ya Allah yang Mahakudus, limpah terima kasih kami sampaikan kepada-Mu, karena berkat pembicaraan kami dalam pertemuan ini telah menghantarkan kami menemukan makna kehadiran-Mu yang kudus melalui Gereja-Mu, yaitu demi keselamatan kami. Kami mohon ya Allah, sertailah kami dalam perziarahan kami ini, agar tetap yakin dan percaya pada penyelenggaraan-Mu melalui Gereja yang kudus. Demi Kristus pengantara kami. Bapa Kami…. Amin.

Tanda Salib (+)

Mojokerto, 29 Agustus 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan