Gereja sebagai Umat Allah (Kelas : XI/Periode : 26-30 Juli 2021)

 


DOA PEMBUKAAN

Atas Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus...Amin

Ya Bapa sumber keselamatan hidup kami, Pujian dan syukur, kami haturkan kepada-Mu Karena Engkau telah menyatukan kami dari berbagai tempat, Suku, bangsa dan bahasa menjadi Umat-Mu yang kudus, yaitu Gereja. Melalui pertemuan ini, kami ingin memahami lebih mendalam tentang Gereja sebagai Umat Allah dan kemudian menghayatinya dalam kehidupan keseharian kami. Mampukanlah kami membuka hati, budi dan pikiran kami dalam pertemuan ini agar selanjutnya dapat hidup sebagai anggota GerejaMu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin

Atas Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus...Amin

PENGANTAR

Anak-anakku yang terkasih...

Apa itu Gereja? Apabila pertanyaan tersebut ditujukan kepada Umat katolik sendiri, banyak yang menjawab Gereja sebagai tempat ibadat atau tempat untuk misa agama katolik atau agama kristen lainnya. Ada pula yang menjawab Gereja itu sebuah organisasi rohani atau keagamaan dengan pemimpinnya Paus, Uskup, Imam . Bagi orang-orang non kristen, Gereja sama dengan tempat ibadat orang kristiani, atau bahkan Gereja adalah sebuah lembaga sosial keagamaan warisan bangsa kolonial ratusan tahun silam.

Kata “Gereja” dalam kata bahasa Indonesia berasal dari kata Portugis igreja yang berasal dari kata Yunani ekklesia dan dalam kata Latin disebut ecclesia. Kata Yunani ekklesia (= mereka yang dipanggil, kaum, golongan). Ekklesia juga berarti kumpulan atau pertemuan, rapat. Namun Gereja atau ekklesia bukan sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang yang sangat khusus. Untuk menonjolkan kekhususan dipakailah kata asing. Kadang-kadang dipakai kata jemaat atau Umat.Kata ‘Gereja’ digunakan baik untuk gedung-gedung ibadat maupun untuk Umat Kristen setempat (jemaat, Umat) dan Umat seluruhnya. Konsili Vatikan II memilih istilah biblis Umat Allah untuk menyebut para pengikut Yesus Kristus, yaitu mereka semua para anggota Gereja yang telah dibaptis. Umat Katolik bersekutu sepenuhnya dengan Gereja Kristus melalui rahmat, sakramen-sakramen, pengakuan iman, serta persekutuan dengan para uskup gereja yang bersatu dengan Paus. Namun demikian, Umat Katolik yang hidup dalam keadaan dosa berat hanya memiliki persekutuan yang tak sempurna dengan Gereja. Orang-orang Kristen lainnya yang telah dibaptis, meskipun tidak sepenuhnya berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik, memiliki semacam persekutuan dengan Gereja melalui rahmat Pembaptisan. Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, Umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. (1Pet 2:9). Istilah Umat Allah sebenarnya merupakan istilah yang sudah sangat tua. Istilah itu sudah terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL), misalnya dalam Kel. 6: 6; 33: 13; Yeh. 36: 28; Ul. 7: 6, 26: 15. Istilah Umat Allah itu kemudian diperkenalkan sebagai paham yang baru dalam Gereja, menggantikan paham yang sudah lebih dulu dianut Gereja. Paham baru Gereja sebagai Umat Allah itu mulai diperkenalkan sejak Konsili Vatikan II (1962-1965). Maka, paham itu sebenarnya merupakan paham yang masih baru. Paham Gereja sebagai Umat Allah dianggap sebagai paham yang cocok atau relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Paham ini dinilai memiliki nilai historis dengan Umat Allah Perjanjian Lama, karena Gereja menganggap diri sebagai Israel Baru, kelanjutan dari Israel yang lama. 

Anda adalah seorang remaja atau orang muda Katolik yang sedang berada di jenjang pendidikan SMA atau SMK sudah mulai sadar akan jati dirinya sebagai orang Katolik serta berusaha menghayati hidup bersama sebagai anggota Gereja. Dalam proses sosialisasi dirinya tersebut mereka diajak untuk semakin menyadari dan menghayati hidup bersama dalam satu masyarakat khusus, yaitu Gereja, yang merupakan satu Umat Allah, yang hidup dalam kesatuan iman, harapan, dan cinta. Dengan demikian mereka dapat mengahayati Gereja sebagai Umat Allah yang adalah paguyuban orang-orang yang beriman, yang telah dipilih oleh Allah. Sebagai anak-anak Allah semuanya mempunyai martabat yang sama dalam pembaptisan. Karena itu tidak ada Umat kelas VIP, semua anak Allah. Awam, Imam, Biarawan-Biarawati, para tokoh Umat semuanya berjalan bersama berjiarah menuju Bapa. Semuanya ikut ambil bagian dalam pembangunan jemaat, solider dan saling memperhatikan.

Langkah Pertama: Menggali Pemahaman tentang Arti dan Makna Gereja dalam Hidup Sehari-Hari

Menggali arti dan makna Gereja melalui gambar

1. Amatilah dua gambar berikut ini !





2. Buatlah 3 (tiga) pertanyaan yang berhubungan dengan kedua gambar diatas!

3. Jawablah tiga pertanyaan anda yang ada di nomor 2 (dua)

4. Apa arti Gereja menurut anda berdasarkan kedua gambar diatas ?

(silahkan kirim jawaban ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com)

Menggali Arti dan Makna Gereja sebagai Umat Allah Melalui Sebuah Cerita.

(Bacalah srtikel berikut ini!)

Paus : Gereja sebagai keluarga Allah (Audiensi Umum Paus Fransiskus pada tanggal 29 Mei 2013)

Saudara-saudari sekalian, Selamat pagi! 

Rabu lalu saya menekankan ikatan yang mendalam antara Roh Kudus dan Gereja. Hari ini saya ingin memulai beberapa katekese mengenai misteri Gereja, misteri yang kita semua alami dan kita turut ambil bagian di dalamnya. Saya ingin melakukannya dengan beberapa konsep yang jelas dalam teks-teks dari Konsili Vatikan II. 

Hari ini yang pertama adalah: “Gereja sebagai keluarga Allah”. Dalam beberapa bulan terakhir saya menyebutkan lebih dari sekali Perumpamaan tentang Anak yang Hilang atau, lebih tepatnya, Bapa Yang Murah Hati (bdk. Luk 15:11-32). Anak bungsu meninggalkan rumah ayahnya, menghabiskan semua yang ia miliki dan memutuskan untuk pulang lagi karena dia menyadari bahwa dia telah bersalah. Dia tidak lagi menganggap dirinya layak menjadi anak tapi berpikir ia memiliki kesempatan untuk dipekerjakan sebagai pembantu. Ayahnya, sebaliknya, berlari untuk menemui dia, memeluknya, mengembalikan kepadanya martabatnya sebagai anak dan merayakan hal tersebut. Perumpamaan ini, seperti yang lainnya dalam Injil, jelas menunjukkan rencana Allah bagi Umat manusia.

Apakah rencana Allah itu? Yakni membuat kita semua menjadi satu keluarga sebagai anak-anak-Nya, di mana setiap orang merasa bahwa Allah itu dekat dan merasa dicintai olehNya, seperti dalam perumpamaan Injil, merasakan kehangatan menjadi keluarga Allah. Gereja berakar dalam rencana besar ini. Gereja bukan organisasi yang didirikan atas perjanjian antara beberapa orang, tetapi seperti Paus Benediktus XVI telah begitu sering mengingatkan kita Gereja adalah pekerjaan Allah, yang lahir justru dari rancangan penuh kasih, ini yang secara bertahap masuk ke dalam sejarah. Gereja ini lahir dari keinginan Allah untuk memanggil semua orang dalam persekutuan dengan dia, persahabatan dengan dia; untuk berbagi dalam kehidupan ilahi-Nya sendiri sebagai putra-putra dan putri-putri-Nya. Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Yunani “ekklesia” , berarti “pertemuan akbar orang – orang yang dipanggil”: Allah memanggil kita, Ia mendorong kita untuk keluar dari individualisme kita, dari kecenderungan kita untuk menutup diri kita sendiri, dan Dia memanggil kita untuk menjadi keluarga-Nya.

Selanjutnya, panggilan ini berasal dari penciptaan itu sendiri. Allah menciptakan kita supaya kita hidup dalam hubungan persahabatan yang mendalam dengan Dia, dan bahkan ketika dosa memutuskan hubungan dengan Dia, dengan orang lain dan dengan ciptaan lainnya, Allah tidak meninggalkan kita. Seluruh kisah keselamatan adalah kisah Allah yang berusaha meraih manusia, menawarkan cinta-Nya kepada mereka dan menyambut mereka. Ia memanggil Abraham untuk menjadi bapa dari banyak orang, Ia memilih orang Israel untuk membuat sebuah perjanjian yang akan merangkul semua orang, dan dalam kepenuhan waktu, Ia mengutus Putra-Nya sehingga rencana cinta dan keselamatan-Nya dapat digenapi dalam Perjanjian Baru dan kekal dengan seluruh Umat manusia. 

Ketika kita membaca Injil, kita melihat bahwa Yesus mengumpulkan di sekitarNya komunitas kecil yang menerima firman-Nya, mengikuti-Nya, turut serta dalam perjalanan-Nya, menjadi keluarga-Nya, dan dengan komunitas inilah Dia mempersiapkan dan membangun Gereja-Nya  

Jadi dari manakah Gereja itu terlahir? Gereja lahir dari tindakan kasih yang paling agung dari Salib, dari sisi lambung Yesus yang ditusuk dan mengalirkan darah dan air, simbol dari Sakramen Ekaristi dan Pembaptisan. Darah kehidupan keluarga Allah, Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan atau membatasi. Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita. 

Kapan Gereja memanifestasikan dirinya? Kita merayakannya dua minggu yang lalu, Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah. 

Hari ini masih ada beberapa orang yang mengatakan: “Kristus ya, Gereja tidak”. Seperti orang yang mengatakan “Saya percaya pada Tuhan tetapi tidak pada Imam”. Tapi Gereja sendiri yang membawa Kristus kepada kita dan yang membawa kita kepada Allah. Gereja adalah keluarga besar anak-anak Allah. Tentu saja Gereja juga memiliki aspek manusiawi. Dalam diri mereka yang membentuk Gereja, para Imam dan Umat beriman, terdapat kekurangan, ketidaksempurnaan dan dosa. Paus juga memiliki hal-hal tersebut dan banyak dari mereka; tetapi yang indah adalah bahwa ketika kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa kita menemukan rahmat Allah yang selalu mengampuni. Jangan lupa: Allah selalu mengampuni dan menerima kita ke dalam cintanya yang penuh dengan pengampunan dan belas kasihan. Beberapa orang mengatakan bahwa dosa adalah suatu pelanggaran terhadap Allah, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merendahkan diri sendiri untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang lain lebih indah: kerahiman Allah. Mari kita pikirkan hal ini

Mari kita bertanya pada diri kita hari ini: seberapa saya mencintai Gereja? Apakah saya berdoa untuknya? Apakah saya merasa menjadi bagian dari keluarga Gereja? Apa yang harus saya lakukan untuk memastikan bahwa Gereja adalah sebuah komunitas di mana masing-masing orang merasa diterima dan dipahami, merasa belas kasihan dan kasih Allah yang memperbaharui hidup? Iman adalah sebuah karunia dan sebuah perbuatan yang menjadi perhatian kita secara pribadi, tapi Allah memanggil kita untuk hidup dengan iman kita bersama-sama, sebagai sebuah keluarga, sebagai Gereja. 

Mari kita mohon kepada Tuhan, dengan cara yang sangat khusus selama Tahun Iman ini, semoga masyarakat kita, seluruh Gereja, semakin menjadi keluarga sejati yang hidup dan membawa kehangatan kasih Allah....(AO)  

Lapangan Santo Petrus, 29 Mei 2013, Diterjemahkan dari: www.vatican.va dalam http://katolisitas.org/11518/paus-gereja-sebagai-keluarga-allah

Setelah menyimak cerita tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini !

1. Apa makna Gereja menurut Paus Fransiskus? 

2. Gambaran Gereja macam apakah yang terkandung dalam cerita ini? 

3. Apa makna Gereja sebagai keluarga Allah? 

4. Bagaimana sikap kita terhadap Gereja? 

(Khusus Jawaban atas pertanyaan ini anda tulis di kertas, di foto dan kirim ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com)

Langkah Kedua: Menggali Makna Gereja sebagai Umat Allah Menurut Ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja

Bacalah Alkitab yang diambil dari :

Kisah para Rasul. 2:41-47

1Korintus 12:7-11

1 Korintus 12:12 – 18

Setelah Membacanya silahkan menjawab pertanyaan berikut ini !

1. Apa pesan keseluruhan teks Kitab Suci yang dibaca ! 

2. Apa makna Gereja menurut teks Kitab Suci tersebut (sebutkan ayat-ayat terkait) 

3. Apa ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah dalam perikop Kitab Suci tersebut? 

4. Apa saja konsekuensinya bagi kita sebagai anggota Gereja, Umat Allah

PENJELASAN :

Hakikat Gereja sebagai Umat Allah

1. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil. 

2. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia. 

3. Hubungan antara Allah dan Umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janji-Nya. 

4. Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji. Artinya kita sebagai Gereja, Umat Allah sedang berziarah menuju di dunia menuju rumah Bapa di surga.

 Dasar dan Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah

1. Hakikat Gereja sendiri adalah persaudaraan cinta kasih, sebagaimana jelas tampak dalam praktek hidup Gereja Perdana (bdk. Kis. 2: 41-47; 4: 32-37) 

2. Adanya aneka macam karisma dan karunia yang tumbuh di kalangan Umat yang semestinya dipelihara dan dikembangkan untuk pelayanan dalam jemaat (bdk. 1Kor. 12: 7-10) 

 3. Seluruh anggota Gereja memiliki martabat yang sama sebagai satu anggota Umat Allah meskipun di antara mereka terdapat fungsi yang berbeda-beda (bdk. 1Kor. 12: 12-18) 

 Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah

1. Konsekuensi untuk Umat (awam); Umat harus menyadari kesatuannya dengan Umat yang lain (menghayati iman dalam kebersamaan); Umat aktif ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan hidup menggereja di lingkungan/wilayahnya dengan segala karisma dan karunia yang dimilikinya.

2. Konsekuensi untuk hierarki; Hierarki mesti menyadari bahwa tugas kepemimpinan yang diembannya adalah tugas pelayanan. Mereka berada di tengah-tengah Umat sebagai pelayan. Hierarki semestinya memberi ruang dan tempat bagi Umat untuk berperan aktif ikut dalam membangun Gereja dengan karisma dan karunia yang mereka miliki. 

3. Konsekuensi dalam hubungan Hierarki-Umat; Hierarki harus memandang Umat sebagai partner kerja dalam membangun Gereja, bukan sebagai pelengkap penderita yang seolah-olah tidak berperan apa-apa. Hierarki juga harus memperlakukan seluruh anggota Gereja sebagai satu Umat Allah yang memiliki martabat yang sama meskipun menjalankan fungsi yang berbeda-beda

Langkah Ketiga: Menghayati Makna Gereja sebagai Umat Allah

Refleksi : 

Anak-anak yang terkasih kirimkan ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com foto ketika anda terlibat dalam tugas pelayanan di Gereja (misdinar, koor, lektor, mazmur, dll) !

Tugas :

Ceritakan pengalaman dalam satu halaman tentang kegiatan konkret yang anda lakukan lakukan di lingkungan atau parokinya sebagai anggota Gereja,. Agar kegiatan yang dilaporkan itu benar adanya maka disertai dengan keterangan serta tandatangan dari orangua/walimurid. kirimkan ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com.

Doa Penutup 

Atas Nama Bapa. Putera, dan Roh Kudus ...Amin

Ya Bapa yang Mahabijaksana, Engkau telah menyegarkan pemahaman kami tentang Gereja sebagai Umat Allah dalam pertemuan kami ini. Kini kami mohon, Rahmatilah dengan Roh KudusMu agar kami semakin bangga dan dengan penuh semangat menjalani hidup kami sebagai anggota Gereja, sebagai Umat-Mu yang Kau telah tebus. Engkau yang hidup dan meraja, kini dan sepanjang masa. Amin 

Atas Nama Bapa. Putera, dan Roh Kudus ...Amin


Sekali lagi jangan lupa kirim jawaban anda ke email : yohanesdonboscolobo@gmail.com

Mojokerto, 26 Juni 2021






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan