Memberi Penghiburan dan Penguatan untuk Napi
Persekutuan Ekumene Kota Mojokerto melakukan
kunjungan pastoral kepada para tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB pada
hari Minggu (08/03/2020). Perwakilan dari berbagai Gereja yang berjumlah 12
pengunjung berbaur penuh keakraban dalam suasana sukacita bersama 18 orang
warga binaan selama hampir satu jam dalam ibadat ekumene.
“Kegiatan
kunjungan Ekumene ke Lembaga Pemasyarakatan dilakukan sejak tahun 2003 dan
semua Gereja yang ada di kota Mojokerto kami libatkan dalam aktivitas pelayanan
ini” demikian kata bapak Pontjo Reno
Budi Sanjoto S.Th selaku koordinator pelayanan ibadah. Lebih lanjut tokoh dari
Gereja Jawi Wetan (GKJW) Mlirip itu menuturkan bahwa bentuk sederhana perihal melibatkan
semua Gereja tersebut adalah dengan pembagian jadwal pelayanan khusus untuk hari
Minggu. Gereja Katolik mendapatkan tugas pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan pada
minggu kedua setiap bulan.
Menurut pak Pontjo demikian sapaan akrabnya,
bahwa kehadiran para hamba Allah dalam karya pelayanan di Lembaga
Pemasyarakatan memiliki beberapa tujuan antara lain; memberi penghiburan kepada warga binaan yang
beragama Kristen. Analogi yang digunakan oleh beliau adalah bahwa dirinya dalam
sehari jika satu jam saja tidak bertemu anggota keluarga rindunya tidak
tertahankan, apalagi saudara-saudara kita yang sedang menjalani hukuman dalam
jangka waktu yang lama. Kedua, memberi kekuatan dan penghiburan. Alasan ini pak
Pontjo mengisahkan bahwa untuk warga binaan yang baru masuk, mereka biasa
stres. Oleh karena itu penguatan dan penhiburan sangat penting hingga mereka
realita yang ada.
Pengalaman unik yang dialami oleh selama 17
tahun melayani, pak Pintjo lantas berkisah bahwa ada warga binaan jadi lebih
rajin bahkan khatam membaca Alkitab. Padahal sebelum di penjara, menyentuhpun
tidak. Bahkan ada yang paska bebas dari penjara ada yang memutuskan sekolah
Alkitab. Mereka di Lembaga Pemasyarakatan itu sangat khatam soal Alkitab .
“Saya hanya
punya hati untuk melayani “ tutur pria yang murah senyum itu. Berbagai keterbatasan
dalam karya pelayanan akan disempurnakan sendiri oleh Tuhan. Hal ini saya
rasakan dengan melimpahnya berkat Tuhan kepada keluarga saya. Anak-anak saya bisa
“menjadi orang” tutur pria murah senyum dan rendah hati itu mengakhiri obrolan
dengan bhayangkara news.
Sementara itu ketua kerasulan umum paroki
Santo Yosef Mojokerto, ibu Maria Poeriani Soekowardani kepada media ini
menyampaikan bahwa “Gereja Katolik berusaha melibatkan berbagai kelompok
kategorial dalam pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan” . Kegiatan pelayanan ini
merupakan implementasi ajakan Yesus untuk mengunjungi mereka yang ada di
penjara, seperti yang disampaikan dalam Alkitab “ketika Aku dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku” (Mat 25:36).
“Lembaga Pemasyarakatan yang berada di Jalan
Taman Siswa kota Mojokerto oleh warga binaan yang beragama Kristen sering
disebut dengan “perguruan iman Santo Paulus”. Saudara-saudara kita yang sedang
menjalani “pendidikan iman” perlu beri kekuatan hingga mereka menikmati
buah-buah pertobatan” demikian tutur bu Dani. (john lobo)
Komentar
Posting Komentar