Kerja Tugas di Bibir Jurang
Pemandangan tak
lazim seandainya pembaca berkunjung ke Kampung Deru desa Nenowea selama masa
belajar di rumah saat ini adalah anda akan menemukan anak-anak sekolah, terutama
yang mengenyam pendidikan di bangku SMP dan SMA berada dipinggir jurang pada
salah satu ruas jalan kampung.
Keberadaan peserta
didik di tempat tersebut bukan untuk menunjukan kebolehan bahwa mereka adalah
anak kampung yang akrab dengan jurang. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena
tidak ada signal didalam rumah. Maklum kampung Deru bahkan desa Nenowea di bagian
utara terdapat sebuah jurang yang sangat dalam. Sementara di bagian Selatan
terbentang dataran rendah yang di penghujungnya terdapat bentangan laut Sawu.
Deru
merupakan kampung yang sangat strategis karena terletak di dataran tinggi, yang
darinya orang bisa melihat perkampungan-perkampungan lainnya di wilayah Jerebuu
termasuk pemandangan gunung Inerie.
Hari Rabu
(25/03/2020) saya mendapatkan kiriman foto dua anak gadis yakni Irsan dan Milan
secara bergantian asyik memelototi layar Handphone. Irsan yang saat ini sedang
menduduki bangku kelas XI SMA di Bajawa dan Milan kelas IX SMP di Mataloko
rupanya sedang sibuk menjawab sejumlah pertanyaan yang dikirim oleh gurunya,
baik melalui media WhatsApp maupun situs jaringan online.
Apa yang
paling ditakuti oleh kedua anak gadis tersebut ketika mengerjakan tugas atau
mengikuti pembelajaran online ?. “ Saya sangat khawatir bahkan takut jika signalnya
hilang apalagi kalau listrik mati” tutur Irsan yang kemudian diamini oleh sang adiknya
Milan.
Kekhawatiran
bahkan ketakutan Irsan dan Milan sangat beralasan karena selama ini persoalan
mati hidupnya listrik di kampung Deru bahkan seantero Kabupaten Ngada sudah
sering terjadi.
Persoalan besar
yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan perihal kebijakan pembelajaran online
dari kisah Irsan dan Milan adalah tidak memadainya infrastruktur internet dan
teknologi serta listrik . Bahkan jika menemukan kesulitan mereka cukup sulit
melakukan konsultasi lebih lanjut dengan gurunya terutama bidang studi tertentu
yang membutuhkan pemahaman yang mendalam.
Sisi lain yang
jadi kontradiktif dari belajar di rumah adalah menghindari siswa bertemu banyak
orang. Namun kondisi tersebut sepertinya tidak berlaku di pedesaan. Cukup
banyak anak yang mengerumui aktivitas belajar di tepi jurang secara online
karena model pembelajaran ini termasuk anti mainstream artinya unik karena
tidak seperti kebanyakan anak-anak disana lakukan.
Mojokerto,
25 Maret 2020
John Lobo
#Salampinggirjurang
Komentar
Posting Komentar