Sepa Uta

Berdasarkan perhitungan kalender tradisional suku Ngada, perayaan Reba Deru Jatuh pada awal Pebruari. Namun pelaksanaannya tidak serta merta dilakukan. Ada ritus Sepa Uta yang mendahuluinya. Oleh karena itu pada hari Kamis (23/01/2020) telah diselenggarakannya upacara sepa uta yang berlangsung di Sa’o teke wesu Patola-Gebha Wea.


Secara harafiah sepa berarti (makan) dan uta berarti (sayur), sehingga sepa uta ini diartikan sebagai “makan sayur” yakni sayur kacang. Upacara sepa uta merupakan bagian dari persiapan awal yang dilakukan sepuluh atau duabelas hari sebelum perayaan reba. Upacara ini dilaksanakan dirumah pokok(teke Wesu) menjadi sinyal awal bahwa perayaan reba akan segera dimulai. Dalam upacara tersebut anggota keluarga yang merupakan teke wesu (pemangku adat) dikumpulkan dalam rumah pokok (sa’o pu’u) yakni di sa’o Patola (salah satu rumah  adat di woe Loma kampung Deru) untuk bersama-sama menjalankan acara tersebut. Ritus sepa uta memiliki tujuan agar seluruh anggota rumah adat mempersiapkan diri untuk melaksanakan perayaan ritus reba.


Dalam acara sepa uta ada satu ritus penting yang dinamakan peti buku yaitu mengikat seutas tali (aze setebu) dalam bentuk buku(bonggol) dalam jumlah tertentu . Berdasarkan media Aze(seutas tali) tersebut akan dilakukan penghitungan jumlah buku aze yang ada. Andaikan ada 10 buku aze berarti kurang sepuluh hari lagi akan diadakan dheke reba.
(Foto:Dok.sepa uta tahun 2017)

Mojokerto, 26 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan