Gereja Katolik Pada Milenium Ketiga

Sejarah manusia telah menyaksikan kerajaan-kerajaan besar yang bangkit dan runtuh, peradaban-peradaban yang berkembang lalu lenyap ditelan waktu. Imperium Romawi yang dahulu begitu perkasa, kini Hanya menyisakan reruntuhan. Filsafat Yunani yang dahulu menerangi dunia kini sekadar bacaan akademik. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang sekalipun belum mampu menjawab pertanyaan terdalam manusia:  dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan ke mana kita pergi setelah kematian

Di tengah arus deras sejarah yang menggulung segala sesuatu ke dalam ketidakpastian, ada satu entitas yang tetap bertahan, teguh berdiri di atas batu karang yang tidak tergoyahkan. Gereja Katolik bahtera keselamatan yang melintasi samudra waktu, dari abad ke abad dari milenium ke milenium. Kini, kita memasuki milenium ketiga kekristenan, banyak yang bertanya "Bagaimana Gereja Katolik akan bertahan di zaman ini, di mana Iman menghadapi tantangan sekularisme yang menolak Tuhan, relativisme yang mengaburkan kebenaran, serta godaan teknologi yang menjanjikan kemudahan namun sering mengasingkan manusia dari makna sejati hidupnya.

Dunia semakin maju dalam sains, tetapi semakin miskin dalam rohani. Manusia modern mungkin lebih cerdas dari nenek moyangnya, tetapi apakah ia lebih bijaksana, lebih kuat dalam teknologi, tetapi apakah ia lebih bahagia? Semakin mampu menaklukkan alam, tetapi semakin gagal menaklukkan dirinya sendiri. 

Gereja Katolik bukanlah institusi duniawi yang bergantung pada opini mayoritas atau popularitas. Gereja Katolik tidak didirikan oleh tangan manusia, tetapi oleh Kristus sendiri yang berkata kepada Petrus "...di atas batu karang ini aku akan mendirikan gerejaku dan alam maut tidak akan menguasainya (Matius 16 : 18)." Jika Gereja Katolik bertahan selama 2000 tahun bukan karena kekuatan manusianya tetapi karena janji Tuhan sendiri yang menopangnya.

Sejarah telah membuktikan bahwa segala sesuatu yang berakar dalam dunia ini akan hancur pada waktunya. Kerajaan-kerajaan besar runtuh, ideologi-ideologi yang dahulu dielu-elukan kini hanya menjadi catatan dalam buku sejarah. Namun, Gereja Katolik tetap berdiri, Gereja Katolik tetap berkobar bagai cahaya di tengah malam yang pekat, menjadi mercusuar yang menuntun mereka yang mencari kebenaran kepada satu-satunya jalan keselamatan.

Dalam milenium pertama, Gereja Katolik lahir dari darah Martir. Kekaisaran Romawi yang kala itu menguasai dunia memandang umat Kristiani sebagai ancaman, karena mereka mengakui Yesus Raja, bukan Kaisar. Selama tiga abad, darah para Kudus mengalir di Koloseum dan berbagai arena penganiayaan. Namun, justru dalam penderitaan Gereja Katolik semakin bertumbuh. Dengan keberanian para rasul dan para Bapa Gereja, Gereja Katolik mengukuhkan ajaran-ajaranya, membela iman dari berbagai ajaran sesat, dan merumuskan pengakuan iman yang kini tetap dipegang oleh umat Katolik. 

Konsili-konsili besar seperti Nicea 325, Efesus 431, dan Kalsedon 451 memastikan bahwa; Ajaran tentang Kristus tetap murni, menegaskan bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia, serta bahwa Maria adalah Teotokos Bunda Allah. Di tengah badai penganiayaan, iman Katolik tetap bertahan dan akhirnya pada tahun 313 ketika Kaisar Konstantinus mengeluarkan Edik Milano yang mengakhiri penganiayaan terhadap umat Kristiani, Gereja Katolik keluar dari kegelapan katakombe menuju terang yang lebih besar. 

Milenium kedua menghadirkan tantangan yang tidak kalah Dahsyat. Jika di milenium pertama Gereja Katolik diuji oleh pedang para penganiaya, maka di milenium kedua ia diuji oleh perpecahan dari dalam. Skisma besar tahun 1054 memisahkan Gereja Katolik Roma dengan gereja Ortodoks Timur, meninggalkan luka yang masih dirasakan hingga kini. Pada abad ke-16 gerakan reformasi Protestan merobek kesatuan Kristiani, meninggalkan luka yang lebih dalam dalam tubuh Gereja Katolik. Namun sebagaimana tubuh Kristus yang terluka namun bangkit dengan kemuliaan, Gereja Katolik tidak runtuh. Ia justru bangkit dengan lebih kuat, Konsili Trente tahun 1545 - 1563 mengukuhkan kembali ajaran iman, memperbarui disiplin rohani, dan membangkitkan semangat misionaris yang membawa Injil hingga ke belahan dunia yang baru.

Para Santo dan Santa besar seperti Ignatius Loyola,.Teresa dari Avila, Yohanes dari Salib, dan Fransiskus Xaverius mengobarkan kembali api iman yang hampir padam. Namun tantangan tidak berhenti di situ, revolusi-revolusi besar di Eropa mencoba menyingkirkan Gereja Katolik dari ruang publik. Revolusi Prancis 1789 dengan semangatnya yang anti klerikal, gerakan-gerakan nasionalisme sekuler yang mencoba menggantikan Tuhan dengan akal manusia, hingga paham-paham ateistik seperti komunisme yang mencoba menghapus Gereja Katolik dari sejarah. 

Namun meskipun Paus diusir dari Roma dan banyak gereja dihancurkan Gereja Katolik tetap Bertahan. Di Saat Dunia berpaling dari Tuhan, justru di dalam Gereja Katolik suara kebenaran tetap menggema. Ketika ideologi-ideologi duniawi datang dan pergi, Gereja Katolik tetap berdiri sebagai batu karang yang tidak tergoyahkan. 

Saat ini pada Milenium ketiga kita menghadapi tantangan yang baru. Jika di masa lalu Gereja Katolik harus berhadapan dengan penganiayaan dan perpecahan kini tantangan terbesar datang dari dalam: apatisme, hilangnya semangat iman, dan kompromi dengan dunia. Banyak orang yang dulunya setia,.kini lebih memilih hidup tanpa Tuhan. Mereka yang pernah menikmati Sakramen,.kini mengabaikannya, mereka yang perah mengenal kasih Kristus, kini membiarkan hatinya dingin. Namun, justru disinilah kita melihat bahwa Gereja Katolik bukan hanya  sekedar institusi. Gereja Katolik adalah Tubuh Mistik Kristus, yang tidak akan pernah mati. 

Seperti Kristus yang pernah dikhianati, disiksa, dan disalibkan tetapi bangkit dengan mulia. Gereja Katolik pun telah mengalami ribuan pengkhianatan serangan dan kesalahpahaman, tetapi tetap hidup. Gereja Katolik tidak didasarkan pada kekuatan manusia, melainkan pada kuasa Ilahi yang menghidupinya. Tuhan tidak menghendaki umatNya menyerah pada kegelapan zaman. Sebaliknya swbag6 bahtera Nih yang melindungi umat pilihan dari  air bah. Gereja Katolik adalah satu-satunya kapal keselamatan yang membawa kita menuju kehidupan kekal. 

Tidak ada keselamatan diluar Gereja Katolik, karena didalamnya terdapat kebenaran dan kepenuhan rahmat yang Kristus wariskan. Dunia boleh berubah tetapi Kristus tetap sama, dahulu,  dan selamanya (Ibrani 13:8) . 

Dunia mungkin akan terus mencobai kita, mencoba menenggelamkan kita kelelahan hidup, kesenangan semu, dan janji-janji palsu. Tetapi Kristus telah menang atas dunia ini dan Dia memanggil kita untuk berlayar bersamaNya didalam bahtera yang telah Ia sediakan. Gereja Katolik bahtera keselamatan yang tidak akan tenggelam. 

Selamat Datang di Bahtera Keselamatan. Sambutlah hidup kekal yang dijanjikan dalam Gereja Katolik. 

Dominus fobiscum

Salve. 

Transkriptor : John Lobo

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan

Panggilan Hidup Membiara

Menakar Peluang PSN Ngada di Liga 4 ETMC NTT