Gereja Purba : Katolik atau Ortodoks?
Benarkah gereja Ortodoks lebih purba daripada Gereja Katolik ? Mari kita uji dengan catatan sejarah. Beberapa orang mengira bahwa gereja Ortodoks lebih purba daripada Gereja Katolik karena adanya skisma tahun 1054, namun pandangan ini didasarkan pada kesalahpahaman sejarah. Faktanya Gereja Katolik bukanlah gereja yang muda atau terpisah dari gereja awal, tetapi justru merupakan kesinambungan langsung dari gereja yang didirikan Kristus dan para rasul.
Apakah gereja Ortodoks sudah ada sebelum Gereja Katolik? Tidak! Istilah "Gereja Ortodoks" sebagai identitas yang terpisah dari gereja Katolik baru muncul setelah skisma tahun 1054 . Sebelumnya, semua gereja lokal di Roma, Konstantinopel, Antiokia, Alekandria, dan Yerusalem adalah bagian dari "Satu Gereja Katolik" yang berada dalam persekutuan dengan Uskup Roma. Bukti historisnya antara lain:
- Ignatius dari Antiokia pada tahun 107 masehi menyebut gereja yang didirikan para rasul dengan nama Gereja Katolik. "Di mana ada Yesus Kristus, di situ ada Gereja Katolik dalam surat kepada smirna 8 : 2. Kata Katolik atau Katolike berarti universal yaitu gereja yang mencakup seluruh umat beriman dalam satu persekutuan Iman di bawah kepemimpinan para rasul. Santo Siprianus dari Kartago tahun 251 masehi menegaskan bahwa kesatuan gereja terletak pada persekutuan dengan Uskup Roma. Ia menulis "Siapa yang meninggalkan Tahta Petrus ia dengan sendirinya meninggalkan gereja" De Unitate Ecclesiae 4). Maka, sejak awal gereja yang disebut Katolik sudah ada dan diakui oleh para Bapa gereja sebelum ada pemisahan antara Katolik dan Ortodoks.
- Bagaimana dengan skisma 1054 ? Skisma antara timur dan barat pada tahun 1054 terjadi karena perbedaan politik dan teologis. Tetapi tidak berarti bahwa Gereja Katolik baru muncul setelahnya. Gereja di Roma tetap merupakan gereja yang sama yang didirikan oleh Kristus dan tetap mempertahankan kesatuan hierarkis dan ajaran iman yang tidak terputus dari zaman para rasul. Sebaliknya, setelah skisma gereja-gereja di timur mulai berpecah belah dan tidak memiliki otoritas pusat seperti Paus. Akibatnya, mereka terbagi dalam berbagai yurisdiksi nasional dan seringkiali berselisih satu sama lain. Hal ini berlawanan dengan prinsip gereja yang satu sebagaimana diajarkan oleh Kristus dan para rasul. Bukti dari sejarahnya hingga abad ke-15 banyak gereja Ortodoks berusaha kembali ke dalam kesatuan dengan Roma. Misalnya Dalam Konsili Florence tahun 1439 di mana para Uskup Ortodoks mengakui supremasi Paus sebagai penerus Petrus. Hanya Gereja Katolik yang mempertahankan kepemimpinan apostolik yang tidak terputus sejak zaman para rasul hingga sekarang, dengan Paus sebagai kepala gereja universal
- Jika gereja Ortodoks adalah gereja yang benar, mengapa terpecah belah. Jika Gereja Ortodoks benar-benar merupakan penerus gereja mula-mula, seharusnya mereka tetap satu dan utuh. Namun sejak Mereka menolak otoritas Paus, Gereja Ortodoks terus mengalami perpecahan internal. Contoh nyata Gereja Ortodoks Rusia dan Gereja Ortodoks Konstantinopel saat ini sedang dalam perpecahan besar karena perebutan otoritas di Ukraina. Gereja Ortodoks tidak memiliki satu suara yang berwenang untuk menyelesaikan perbedaan doktrin. Sebaliknya Gereja Katolik tetap bersatu secara global dengan satu otoritas yang jelas di bawah Paus Roma, sebagaimana dikehendaki oleh Kristus ketika ia mendirikan GerejaNya di atas Petrus.(Matius 16 : 18)
Kesimpulan.
Ada beberapa hal yang mendasar dimana Gereja Katolik adalah Gereja yang asli yakni :
- Gereja Katolik telah ada sejak zaman para Rasul dan disebut sebagai Katolik sejak abad pertama.
- Semua gereja sebelum skisma berada dalam persekutuan dengan paus Roma.
- Setelah skisma hanya Gereja Katolik yang tetap mempertahankan kesatuan universal dan otoritas apostolik yang tidak terputus.
- Tanpa Paus, Gereja Ortodoks terus mengalami perpecahan dan konflik internal.
Ketika Gereja Ortodoks asal mengklaim sebagai penerus Iman purba tetapi tanpa pengakuan terhadap otoritas Paus mereka justru berjalan di jalan yang sama dengan protestantisme yang melahirkan perpecahan tanpa akhir.
Sejarah membuktikan, sejak mereka menolak Roma pada tahun 1054 Gereja Ortodoks terus terfragmentasi dari perpecahan antara Konstantinopel dan Rusia hingga konflik antara berbagai patriarkat yang saling ekskomunikasi. Sama seperti Protestan yang menolak Paus dan berakhir dengan ribuan denominasi yang bertikai, Ortodoks dengan keangkuhan menolak satu pemimpin universal terjebak dalam perpecahan internal yang tak terhindarkan.
Tanpa otoritas sentral, siapa yang bisa menyelesaikan perselisihan mereka ? Gereja Katolik tetap berdiri kokoh selama dua milenium karena memiliki satu fondasi yang dijamin oleh Kristus sendiri Petrus dan para penggantinya (Matius 16 : 18)
Sebaliknya Ortodoks yang bersikeras menolak otoritas Roma pada akhirnya hanya menjadi Protestan versi Timur saling berselisih,.berpecah, dan kehilangan kesatuan sejati. Kebenaran harus dibuka meskipun itu akan menyakitan banyak pihak
Salve
Transkriptor : John Lobo.
Komentar
Posting Komentar