Kelas Religius RNA : Kesalehan Sosial Bermanfaat Bagi Pengembangan Talentaku

Hari Kamis (6/7) malam bersama Denis, Diego (Jerebu'u), Kefas (Lombok), dan Franky 'Piko' Sau (Manggarai) kami merefleksikan Injil Matius 9:1-8 tentang Orang lumpuh disembuhkan. Keberadaan si lumpuh hingga waras itu berkat kebaikan dari orang lain, sesama yang peduli dengan keadaannya. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Mat 9:2)

Ayat tersebut menjadi pemantik bagi Denis, Diego, Kefas, dan Franky untuk melihat dan memaknai kilas balik bahwa ada orang lain yang berperan terhadap perjalanan hidup mereka dalam dunia sepak bola terutama ketika menimba ilmu olah bola di Ricky Nelson Academy (RNA) saat ini hingga sukses nanti.

Franky 'Piko' Sau dari Kampung Umung (Satar Mese) menuturkan bahwa " Saya bisa sampai di sini (RNA) karena kebaikan dari Tuhan yang terima melalui seluruh keluarga besar dan Kak Evan. Tanpa mereka saya tidak bisa mengenal bagaimana ilmu bermain bola yang baik dan benar". Sementara itu Kefas berkisah bahwa tahun 2022 ia datang ke RNA diantar oleh bapak dan mamanya dari Lombok. Setelah itu kembali melanjutkan sekolah (SMP) di sana. "Tahun 2023 saya pindah sekolah di Kota Mojokerto biar bisa fokus untuk main bola. Jadi kedua orang tua adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap bakatku".

Denis Kako punya cerita menarik tepatnya pada  tahun 2018 saat itu  usianya 14 tahun. Ia naik pesawat sendiri dari Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende ganti pesawat di Labuan Bajo hingga mendarat di Bandara Soekarno Hatta. " Demi sepak bola, saya tidak takut selama penerbangan dari Flores hingga Jakarta. Selanjutnya berkat dukungan keluarga, manajemen akademi, dan pelatih saya bisa bermain bola" Kata putra Jerebu'u yang lahir di Nangapanda.

"Saya belajar sepak bola di RNA karena dekat dengan rumah dan keluarga mendukung. Klub sebelumnya memang bagus tetapi saat ini sudah pindah home base yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Saya masih kecil dan tidak berani naik sepeda motor sendiri apalagi jaraknya jauh. Keputusan keluarga yang menyarankan agar bergabung di RNA adalah bentuk perhatian dan cinta mereka kepada saya. Tanpa itu semua mungkin ilmu sepak bola saya tidak akan berkembang" ucap Diego Lina.

"Sosok signifikan terhadap bakat yang kami miliki adalah Coach. Banyak ilmu dan kemampuan bermain sepak bola diajarkan" tukas Denis.Demikian juga dengan kelas inspirasi dan motivasi (Bahasa Inggris, kelas religius dll) senantiasa berguna untuk membentuk jati diri mereka agar menjadi pemain sepak bola yang mumpuni tidak hanya dalam aspek teknik semata tetapi juga sisi kemanusiaan.

Teman-teman di RNA juga mengajarkan betapa tingginya nilai sebuah persahabatan, penerimaan, dan pengertian. Mereka tidak terbuai dengan pandangan diskriminatif dan pergaulan yang terkotak-kotak apalagi semua siswa disini berasal dari berbagai daerah Indonesia dan keyakinan yang tidak sama.

Semua yang berperan dalam kehidupan Denis, Diego, Kefas, dan Piko sebagai pesepakbola muda adalah figur yang memiliki iman dan asa terhadap talenta yang mereka miliki. Dalam konteks tertentu keberadaan keluarga, manajemen, pelatih, dll adalah perpanjangan tangan Yesus. Yesus meneguhkan apa yang orang-orang itu lakukan. Injil 

mencatat “Ketika Ia melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh. Dosamu sudah diampuni.” Demikian juga dengan semua yang menghantar kami untuk menimba ilmu sepak bola di RNA adalah figur penyayang, penuh pengertian, pemaaf, dan senantiasa menerima kami apa adanya.

Salam Olahraga 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan