Relawan Penjemput Kolekte Selama Masa Pandemi Covid-19



Pada hari Kamis (14/5/2020) yang lalu, sejak jam 09.13-11.07 umat lingkungan Santo Stanislaus Paroki Santo Yosef Mojokerto terlibat dalam obrolan yang cukup hangat di WA group perihal skenario untuk mengumpulkan kolekte secara manual dari umat.  Selama masa pandemi Covid-19 aktivitas ibadah atau misa dilakukan secara online, praktis kolekte yang diadakan saat misa terutama pada ritus persembahan tidak bisa dijalankan.Umat Katolik lingkungan St.Stanislaus berdomisili di 4 (empat) area pemukiman dan untuk relawan penjemput kolekte juga ada 4 orang.


Selama pelaksanaan Misa dilakukan secara online, Keuskupan Surabaya menerapkan beberapa mekanisme agar kolekte dari umat tetap tersampaikan atau dipersembahkan kepada Tuhan. Tehnik pertama adalah penyetoran melalui fitur online seperti GoPay, Dana, GoMobile,dan t-money juga bisa dilakukan secara manual yakni umat secara langsung mengisi ke kotak persembahan yang disediakan di sekeretariat paroki dan melalui relawan penjemput kolekte yang ada di lingkungan masing-masing. Setiap kepala keluarga memasukan kolekte (uang) dalam amplop dan seminggu sekali relawan akan menjemput kolekte tersebut kemuadian diserahkan ke sekretariat paroki.


Awal dimulainya ibadah atau misa secara online, saya sempat ngobrol dengan Pak Eddy Loke staf Komisi Pengembangan sosial Ekonomi (PSE) KWI tentang perubahan hidup rohani umat jika misa dilakukan melalui internet dan dampaknya terhadap perolehan kolekte selama misa dilaksanakan secara virtual. Berbagai kegundahan itu kami tumpahkan dalam obrolan ringan yang penuh canda tawa.


Kolekte memang bukanlah aksi pengumpulan dana, seperti untuk pendidikan para calon imam, atau perluasan gereja, atau penggalangan dana untuk pembangunan yang sering diminta oleh paroki-paroki lain atas izin Uskup.


Kolekte berasal dari bahasa Latin:  Collectare artinya mengumpulkan. Kolekte yang ditempatkan pada bagian persembahan merupakan penyerahan diri umat kepada Tuhan, dipersatukan dengan persembahan Kristus. Bahkan berdasarkan fakta dalam kitab suci sejak zaman para rasul  kolekte juga dikenal sebagai kegiatan mengumpulkan duit sebagai bahan persembahan. Kendati wujud bahannya beraneka ragam, namun toh merupakan ungkapan persembahan kepada Tuhan untuk sesama yang berkekurangan. Cara hidup jemaat perdana pun memperlihatkan dalam hidup berparoki yang menjadi kesibukan pastoral bukan hanya merayakan Ekaristi, mendengarkan pengajaran, berdoa bersama, tetapi juga saling membantu dan memperhatikan sesama dalam urusan harta milik. Ada kegiatan mengumpulkan dan membagi-bagi. Dalam Kisah Para Rasul 4:32-37 tertulis “……tidak ada seorang pun berkekurangan diatara mereka: karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kekayaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan letakkan di depan kaki rasul-rasul :lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya (https://belajarliturgi.wordpress.com/2014/05/21/kolekte/) .


Kendati hingga kini pelaksanaan misa masih dilakukan secara online, semangat relawan penjemput kolekte tidak pernah kendor. Hal ini terbukti dengan adanya pemberitahuan dari relawan yang terus bergerak hingga proses penyetoran kolekte ke sekretariat paroki pada hari ini Senin (18/5/2020). Terima kasih atas kerjasamanya. Tuhan menyertai perjuangan relawan.

#coronasegeraberlalu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan