Pendiri Muhammadiyah Kiai Dahlan Ternyata Pernah Mengunjungi Gereja

Sebuah Utas Pencerahan.  

Bersama muridnya ia (Kiai Dahlan) mendatangi Kolase Xaverius untuk menemui Romo Van Lith. Di sana Kiai Dahlan bertukar gagasan dengan Romo Van Lith mengenai bentuk pendidikan ideal bagi rakyat pribumi

Setidaknya ada tiga lembaga atau organisasi masyarakat yang punya sejarah panjang dalam karya social di bidang pendidikan dan kesehatan di Indonesia: Katolik, Kristen, dan Muhammadiyah.

Muhammadiyah dilahirkan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai organisasi pembaharu Islam. Kiai Ahmad Dahlan ingin mendobrak kejumudan kehidupan umat Islam-Jawa.

Muhammadiyah dilahirkan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai organisasi pembaharu Islam. Kiai Ahmad Dahlan ingin mendobrak kejumudan kehidupan umat Islam-Jawa.

Saat itu ia melihat umat Islam dijajah secara politik, tak berdaya secara ekonomi, dan tidak mendapat edukasi yang baik. Ia ingin memperjuangkan wajah umat Islam yang lebih progresif

Kiai Ahmad Dahlan tergerak karena melihat para misionaris Eropa yang mendirikan banyak sekolah dan rumah sakit. Sedikit banyak, hal ini mengusik hati Kiai Ahmad Dahlan.

Beliau gelisah, mestinya rakyat pribumi yang kebanyakan merupakan umat Islam tidak diam saja dan berpangku tangan. Rakyat pribumi harus berusaha bangkit dari ketertinggalan dan kelak harus bisa mengurus dirinya sendiri.

Untuk menggapai mimpinya tersebut, Kiai Ahmad Dahlan tidak segan-segan mendatangi para misionaris untuk berdiskusi.

Salah satu yang tercatat dalam kronik sejarah, K.H. Ahmad Dahlan pernah mendatangi Kolese Xaverius (saat ini SMA Pangudi Luhur Van Lith di Muntilan, Magelang) untuk menemui Romo Van Lith.

Di sana beliau bertukar gagasan dengan Romo Van Lith mengenai bentuk pendidikan yang ideal bagi rakyat pribumi.

Dari perjalanan ke Muntilan inilah Kiai Ahmad Dahlan mendapat inspirasi mengubah nama sekolahnya menjadi Kweekschool Islam, agar sekolahnya dipandang setara dengan sekolah-sekolah Belanda.

Kelak nama ini berganti lagi menjadi Kweekschool Muhammadijah. Sepeninggal Kiai Ahmad Dahlan, sekolah ini kembali beralih nama menjadi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah. Nama terakhir ini masih dipergunakan sampai sekarang.

Melalui sekolah tersebut, Kiai Ahmad Dahlan menyisipkan pemikiran modernnya. Beliau mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan sekaligus ilmu-ilmu umum kepada murid-muridnya. Nyata jika sekolah Muhammadiyah ini berbeda dari pondok pesantren tradisional yang jamak dijumpai ketika itu.

Muhammadiyah telah berjasa membuat umat Islam mengejar ketertinggalannya tanpa perlu memusuhi keberadaan umat Katolik dan Kristen apalagi mengkritik mereka yang berkunjung ke Gereja

(Sumber : Twitter Literasi Muhammadyah @tadjidmu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan