Kelola Sampah Demi Masa Depan

Buat apa mesti sumpah serapah
Bukankah di balik lebih ada kurang
Mulai sekarang, biasakan buang sampah
Dengan cara benar dan tidak sembarang

Mudah ditebak, bahwa pantun tersebut merupakan nasihat atau petuah yang memberi tuntunan kepada pembaca agar memiliki kompetensi literasi yang baik tentang sampah.Nasihat dalam bentuk pantun sangat memudahkan pembaca menemukan makna atau isi sebuah petuah, termasuk tentang sampah yang menjadi problem bersama.

Karina, ibu rumah tangga blasteran Madura-Dayak yang dipercayakan sebagai  koordinator bank sampah dasa wisma Anggrek 1 bagian barat Graha Japan Asri, menuturkan bahwa aksi pemilahan dan pengumpulan sampah yang tidak bisa dikomposkan terutama barang lapak setiap hari rabu merupakan salah satu cara sederhana untuk menekan kerusakan bumi.Seperti yang dikutip geotime, secara nasional jumlah sampah di Indonesia meningkat tajam bisa mencapai 175.000ton perhari atau 0,7 kilogram perorang atau sekitar 67 juta ton pertahun.

Hari Rabu tanggal 2 Agustus 2017 jam 16.00 Wib, suasana kompleks perumahan Japan Asri RT.007 RW. 13  terutama di Dawis Anggrek 1 Barat cukup ramai.Maklum saja, ini merupakan jadwal rutin tiap dua minggu sekali dalam bulan, kami kaum ibu dan anak-anak bahu membahu mengumpulkan sampah layak jual, tutur ibu Ludgardis dan ibu Fepi Anggraeni seraya membawa sejumlah sampah yang telah dipilah dari rumahnya untuk di bawa ke tempat penampungan sementara .Langkah ini diambil sebagai upaya memaksimalkan peran masyarakat untuk mengurangi volume sampah rumah tangga. Harus diakui sampai saat ini peran serta masyarakat secara umum hanya sebatas pembuangan sampah saja,  belum sampai pada tahapan pengelolaan sampah yang dapat bermanfaat kembali bagi masyarakat.Kami menyadari bahwa volume sampah terbanyak di tempat kita adalah sampah rumah tangga.Apa yang disampaikan oleh kedua orag ibu tersebut memang benar adanya, karena menurut data yang dirilis, volume paling banyak adalah sampah rumah tangga yaitu 84,64 persen , kemudian sampah pasar 2,52 persen dan sampah kawasan industri 2,58 persen.

SARANA EDUKASI, MENABUNG DAN MENDANAI TAMAN BACA

Melibatkan anak mulai proses pemilahan hingga mengumpulkan sampah adalah proses edukasi yang cukup efektif untuk membangun opini dan membentuk sikap cerdas anak soal sampah.Tampak Divo yang dengan antusias membantu mamanya dan Arrow yang dengan spontan membantu divo dan bu Ludgardis, membawa sampah yang terisi dalam kantong plastik. Menyelesaikan persoalan sampah melalui pendekatan yang berbasis masyarakat merupakan upaya  membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata, merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat. Optimisme yang terbersit dari rangkaian kegiatan ini adalah intensitas membuang sampah sembarangan diyakini akan berkurang karena warga akan lebih memilih membuang dan memilah sampah di yang ada di rumahnya masing.

Sebagai koordinator pengelolaaan sampah, Karina berbicara banyak hal. Bahwa selain menekan jumlahnya, usaha mengumpulkan sampah melalui bank sampah ini juga betujuan agar ibu-ibu yang ada di Dawis Anggrek 1 bisa memiliki dana cadangan yang bisa digunakan untuk menambah penghasilan keluarga.Walaupun kecil, namun kalau kita telaten dan menghargai proses, saya punya keyakinan bahwa menabung dengan cara seperti cukup menarik dan kreatif, karena merubah sampah menjadi barokah.

Pemanfaatan lain dari sampah yang bernilai ekonomis adalah membantu mendanai kegiatan operasional taman baca Anggrek.Sebulan sekali, setiap nasabah itu memberikan sumbangan atau donasi dari hasil penjualan sampah sebesar Rp.500 (lima ratus rupiah).Jika ada ibu-ibu yang ikhlas merelakan seluruh penghasilan sampahnya untuk taman baca, malahan lebih bagus.Dana yang disumbang itu, seluruhnya menjadi miliknya taman baca.Kita berharap agar warga dalam satu Dawis ini tetap bahu membahu dan bekerja sama untuk mendukung gerakan bersama, terutama taman baca, pengaturan jam wajib belajar, dan aksi pilah kumpul sampah terutama barang lapak.

Sisi lain yang bisa diamati adalah kesibukan dari ibu Laely Sanjana atau yang biasa di sapa mama Noris, tampak sangat teliti mengamati jarum penunjuk beban ketika berbagai jenis sampah diletakkan di atas timabangan.Sambil menulis nama penabung dan jumlah sampah hasil timbangan mama Noris berpesan, “ simpan baik-baik catatan ini ya, nanti akhir bulan akan kita hitung”.

Salam Lireasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan