Postingan

Romo Magnis dan Kotbah Paskah di Mahkamah Konstitusi

Gambar
  Oleh : Stefanus Wolo Itu  Pertama : Mengenal Romo Magnis Saya belum pernah bertemu Romo Magnis Suseno. Tapi saya "mengenalnya" sejak awal kuliah filsafat di STFK Ledalero Flores tahun 1990. Ya, melalui tulisan-tulisan media, jurnal ilmiah dan forum-forum intelektual. Dan tak lupa buku-bukunya seperti ETIKA DASAR: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral(1987), ETIKA JAWA: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa(1981). Saya membeli kedua bukunya: ETIKA POLITIK: Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Moderen(1988)  dan FILSAFAT ILMU KRITIS(1992). Sejak tahbisan 1997, saya tak lagi membeli buku-buku baru beliau. Tapi saya tetap mengikuti aktivitas intelektual dan kiprahnya. Saya mengagumi, mencintai beliau dan karya-karyanya. Dia aset berharga umat kristiani sekaligus obor bangsa Indonesia. Saya mempunyai satu kebiasaan setiap kali membaca buku baru. Saya melacak riwayat hidup, latar belakang pendidikan, situasi sosial yang membentuk karakter kepribadian penulis. Begitupun

Pro dan Kontra Pemain Naturalisasi

Gambar
  Oleh : Imam Syafi'i Kebijakan PSSI melakukan naturalisasi pemain yang memiliki garis keturunan darah Indonesia menuai Pro dan Kontra. Kelompok yang sepaham dengan langkah PSSI beralasan bahwa kehadiran pemain diaspora tersebut terbukti mampu mengangkat prestasi Tim Nasional Indonesia.  Kemenangan tiga kali secara beruntun dari Vietnam, termasuk di kandang Vietnam yang selama 20 tahun Indonesia tidak pernah menang menjadi fakta yang tak terbantahkan. Indikator lainnya adalah perubahan peringkat Indonesia di FIFA dari 173 melesat ke 142.  Kehadiran Shin Tae-Yong, juga dipandang sebagai figur yang cocok dengan gaya permainan sepak bola Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan banyak memberikan perubahan terhadap visi bermain, peningkatan kondisi fisik dan disiplin pemain Indonesia. Tidak salah jika PSSI selanjutnya melakukan upaya perpanjangan kontrak dengan pelatih yang pernah menangani Tim Nasional Piala Dunia Korea Selatan itu. Sementara pihak yang tidak sepaham dengan kebijakan PSS

Minggu Palma

Gambar
 

Kamis Putih

Gambar
 

Seputar Masa Tobat

Gambar
 

Ketika Gagal Lolos Seleksi

Gambar
 * Imam Syafii Pada saat pembentukan Tim PSSI Garuda II, tahun 1987 tidak ada   nama Ansyari Lubis karena tidak lolos seleksi. Ansyari Lubis merupakan   salah satu   legenda sepakbola Nasional asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara. PSSI Garuda II merupakan tim   yang dibentuk PSSI untuk persiapan Tim Nasional menghadapi Pra Olimpiade 1991. Bagi Ansyari tidak masuk tim Garuda II bukan berarti karirnya tamat. Dia yang dibesarkan di PSKTS Tebing Tinggi itu, tidak patah arang. Ia belajar dan berlatih lebih keras lagi untuk memperkecil dan menutupi kekurangannya. Harus diakui bahwa persaingan untuk masuk tim besar butuh perjuangan, dan itu yang dilakukan oleh seorang Ansyari.   Berkat kerja kerasnya dua tahun (1989) kemudian iapun masuk PSSI Garuda II dan bergabung Tim PON Sumatera Utara yang akhirnya berhasil mengantarkan timnya meraih medali Emas. Berkat prestasinya tersebut, pada tahun yang sama Ansyari Lubis direkrut tim Galatama, Medan Jaya dan selanjutnya bergabung dengan tim elite

Memaknai Puasa Sebagai Padang Gurun Kehidupan

Gambar
Saat ini umat Katolik sedunia memasuki masa puasa pada hari yang kedelapanbelas. Periode selama puasa sering dimaknai sebagai situasi “Padang Gurun” kehidupan. Suatu situasi yang menuntut kita untuk selalu waspada dan harus mengambil keputusan yang tepat, karena iklim dan kondisinya yang tidak bersahabat. Namun, dibalik keganasan dan banyaknya cobaan ada rahmat yang tersembunyi ( Blessing in disguise ). Puasa senantiasa menarik manusia untuk sejenak berjalan di “Padang Gurun” kehidupan yaitu nuansa yang membuat orang berada dalam lingkup cobaan dan tantangan. Manusia harus bersikap serius terhadap hidupnya dimana kita dihadapkan pada kelemahan sebagai ciptaan yang tak berdaya sekaligus dihadapkan pada suatu kekuatan. Maka, seringkali Padang Gurun dikatakan sebagai tempat yang berbahaya, sebab manusia dipaksa untuk memikirkan apa yang paling mendasar sehingga setiap keputusan yang diambil harus memiliki nilai yang berkualitas. Puasa merupakan proses transformasi diri untuk menanggal