KELIRUMOLOGI : KRISTEN DAN KATOLIK
Awal Oktober 2020 beberapa orang guru Agama Katolik sempat memperbincangkan tentang sebutan yang pas untuk agama Katolik. Persoalannya tersebut dianggap cukup serius mengingat berkaitan erat dengan penulisan identitas pada kolom agama di administrasi kependudukan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Kelirumologi adalah istilah humoris untuk
merujuk kepada beberapa kekeliruan logika dalam pembentukan frasa dan kata yang
sudah terlalu sering dipakai pengguna Bahasa Indonesia sehingga dianggap benar.
Dari judul artikel ini, tentulah yang akan di bahas adalah kekeliruan logika
dalam pembentukan istilah “Kristen dan Katolik”.
Banyak umat Katolik di Indonesia terjebak
pada istilah yang salah kaprah yaitu "Kristen dan Katolik" di mana
umat Katolik berpikir bahwa Katolik bukanlah Kristen. Ada pula yang ditanya, "Anda seorang
Kristen?"; tetapi umat Katolik tersebut malah menjawab "Bukan, saya
seorang Katolik". Salah kaprah di Indonesia termasuk dalam pembuatan KTP
menyebabkan istilah yang tidak tepat "Kristen dan Katolik"
mendarah-daging di mana pemahamannya nama “Kristen” itu merujuk kepada
Protestan sementara “Katolik” kepada Katolik.
Sayangnya, karena kesalahkaprahan yang sudah
mendalam ini, sulit sekali untuk mengoreksinya secara luas. Meskipun begitu,
umat Katolik hendaknya berprinsip membiasakan yang benar daripada membenarkan
kebiasaan.
St. Pacianus berkata: “Kristen adalah nama saya, tetapi Katolik adalah nama belakang saya (my surname). Yang pertama memberikan saya sebuah nama, yang terakhir membedakan saya. Oleh yang satu saya diterima, oleh yang lainnya saya ditandai.”
“Dan bila pada akhirnya kita harus memberikan
pertanggungjawaban atas kata “Katolik” dan mengambilnya dari bahasa Yunani oleh
interpretasi Latin; [makna] “Katolik” adalah “di seluruh” atau sebagaimana
orang terpelajar pikir “ketaatan dalam semuanya” yaitu dalam semua perintah
Allah. Yang dari Rasul [Paulus], “apakah kamu taat dalam segala sesuatu” (2 Kor
9:12) dan lagi “sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah
menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang
menjadi orang benar.” (Rom 5:19). Oleh karena itu, barangsiapa adalah Katolik,
orang yang sama adalah taat. Barangsiapa adalah taat, orang yang sama adalah
seorang Kristen dan dengan demikian Katolik adalah Kristen. Oleh karena itu,
umat kita (our people), ketika dinamai Katolik, dipisahkan oleh sebutan ini
dari nama yang sesat (heretical name).”
Dari pernyataan St. Pacianus dari Barcelona
di atas, kita dapat melihat bahwa seorang Katolik pastilah seorang Kristen.
Perlulah umat Katolik pahami bahwa identitas kita adalah Kristen Katolik, yaitu
Pengikut Kristus (Kristen) di dalam Gereja Katolik yang kita imani sebagai
satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Sebagaimana yang dinyatakan St. Pacianus dari
Barcelona di atas, nama “Katolik” digunakan untuk membedakan Gereja Kristus
yang benar dari kelompok-kelompok sesat. Memang benar bahwa Gereja Kristus ini
pada mulanya belum memiliki nama. Tetapi, kemunculan kelompok-kelompok yang
mengajarkan ajaran sesat (di mana mereka juga mengaku Kristen) pada abad-abad
pertama akhirnya membuat Gereja yang didirikan Kristus dibedakan dari mereka
dan ini bernama Katolik. Santo Pacianus dari Barcelona menjelaskannya:
“Ketika setelah masa Para Rasul, ajaran sesat
telah meledak dan menyebar dengan berbagai nama untuk merobek sedikit demi
sedikit dan memecahbelah ... Bukankah umat Apostolik memerlukan nama mereka
sendiri untuk menandai kesatuan orang-orang yang tidak rusak? ... Misalkan,
hari ini, saya masuk ke sebuah kota yang padat. Ketika saya menemukan
Marcionit, Apolinarian, Catafrigian, Novasian dan berbagai macam dari mereka
yang menyebut diri mereka Kristen; dengan nama apa saya harus mengenal jemaat
saya sendiri bila bukan diberi nama Katolik?”
Arti kata “Kristen” adalah “Pengikut
Kristus”. Saat ditanya “Apakah anda seorang Kristen?”, perlu diperhatikan bahwa
bila kita umat Katolik menjawab “Saya bukan Kristen, saya seorang Katolik.”
maka akan muncul dua hal yang keliru yaitu:
1. Anda menyangkal diri anda seorang pengikut
Kristus (Kristen).
2. Anda menunjukkan bahwa Katolik bukanlah
pengikut Kristus (Kristen).
Nah, apakah kita umat Katolik mau menyangkal
diri kita seorang pengikut Kristus? Tentu tidak bukan. Kalau begitu, mari kita
biasakan yang benar. Katolik adalah Kristen. Kita adalah Kristen Katolik,
pengikut Kristus di dalam Gereja Katolik.
Mungkin akan muncul pertanyaan dari
non-Katolik, “Kamu tadi bilang kamu seorang Kristen tapi kenapa kamu ikut Misa
di Katolik? Kan Kristen itu beda dari Katolik.”
Ya dijelaskan saja kesalahkaprahan tersebut agar orang tersebut
mengerti.
Jadi, jika ada yang bertanya kepada anda umat
Katolik: “Apakah anda seorang Kristen?”
Jawablah: Ya, saya seorang Katolik, Kristen Katolik.
Pada masa sekarangpun, ternyata muncul juga
Gereja atau persekutuan gerejawi yang menggunakan nama ‘Katolik” tetapi
sebenarnya bukan “Katolik”. Perlu diketahui bahwa ciri yang pasti dari Katolik
adalah persatuan penuh dengan Paus, Uskup Roma.
Mereka yang tidak bersatu dengan Paus
bukanlah umat Gereja Katolik.
Referensi:
Indonesian Papist, Pax Et Bonum
Komentar
Posting Komentar