Gerakan Katakan dengan Buku
Salah satu indikator penentu kemajuan sebuah bangsa adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mendiami negara tersebut.Secara spesifik unsur penting yang erat kaitannya dengan penilaian tersebut adalah kemampuan masyarakat dalam mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/berbicara atau yang dikenal dengan istilah literasi.Jika ingin eksis atau bertahan di abad 21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi keuangan, serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Bahkan hal lain yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, literasi keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan literasi kriminal (Pangesti, Mei 2016).
Berdasarkan uji literasi yang dilakukan oleh PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) 2011 , Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta . Demikian juga uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International Student Assessment )2009 menunjukkan anak Indonesia berada pada peringkat ke-57 , sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 . Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi anak Indonesia tergolong rendah.Data terbaru tahun 2016 yang dirilis oleh The Worlds Most Literate Nations kemampuan literasi bangsa kita berada pada urutan ke 60 dari 61 negara.Penelitian ini dilakukan oleh Presiden Central Connecticut State University John W Millner dan Michael C Mc-Kenna.Najwa Shihab, duta baca nasional sempat nyeletuk “untung ada Botswana (salah satu negara di Afrika) yang berada di urutan paling bontot”
Faktor Penyebab
Ditengarai yang menjadi penyebab anjloknya SDM kita dalam perspektif literasi adalah rendahnya minat baca. Data yang rilis tahun 2012 oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmiah dan Kebudayaan PBB yang mempublikasikan data bahwa indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru mencapai angka 0,001.Artinya,dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 (satu) orang yang memiliki minat baca.
Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 memaparkan datanya.Hasil penelitian tersebut menunjukkan sebanyak 91,68% penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi dan sisanya suka membaca.Data tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian besar masyarakat kita belum memiliki tradisi membaca dan cendrung menjadikan televisi sebagai sahabat pengisi waktu luang.
Pesona Televisi telah melumpuhkan minat baca.Publik memiliki persepsi bahwa televisi mampu memenuhi semua kebutuhan akan media dan merupakan sumber informasi serta media untuk menginterpretasi realitas.Tak dapat dihindari kehadiran media televisi secara sadar maupun tidak, telah menyeret anak pada sebuah kebiasaan untuk selalu menjadi penonton (melihat dan mendengar) saja .Media ini menjadikan anak sebagai sasaran atau obyek dari sebuah pemberitaan.Tiap hari anak-anak dibombardir oleh berbagai informasi entah yang bersifat mendidik maupun yang melemahkan daya imajinasi,inisiatif dan kreativitas.Kita bisa menghitung berapa jumlah tayangan televisi yang sangat berguna dan memberi pengaruh yang bermutu bagi perkembangan anak-anak kita.Dari sajian data tersebut kualitas sumber daya manusia kita masih rendah dan mengalami proses penurunan dari tahun ke tahun. Salah satu faktor penyebab rendahnya Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan, yang juga berpengaruh langsung pada sektor ekonomi dan kesehatan.Keadaan tersebut lebih diperburuk dengan masih dominannya budaya tutur (lisan) dan nonton daripada budaya baca. Budaya ini menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang seharusnya mampu mengembangkan diri dalam menambah ilmu pengetahuannya secara mandiri melalui membaca.
Gerakan Katakan dengan Buku
Jangan katakan dengan bunga, tetapi buku.Trend yang berkembang di kalangan kaum remaja hingga orang dewasa saat ini adalah memberikan bunga kepada kenalan, sahabat, dan orang-orang terdekatnya pada momen-momen tertentu seperti Valentine day, ulang tahun, perkawinan dll.Memberi bunga memang bukanlah tindakan yang salah, namun alangkah lebih berguna jika media bunga di ganti dengan buku.Refleksi sederhana perihal media pengganti bunga yang dianggap lebih bermakna , pikiran saya saya langsung tertuju pada buku.Gerakan ini lahir karena adanya dorongan yang kuat dari dalam diri untuk memanfaatkan buku sebagai simbol penghargaan dan keakraban dengan sesama bahkan simbol pengikat emosi antara satu dengan yang lainnya. Bertolak dari suatu keyakinan bahwa melalui buku mengalirlah kreativitas dan dinamika intelektual yang merangsang cara berpikir untuk melakukan perubahan. Sejarah dunia adalah sejarah buku karena berbagai perubahan yang terjadi dengan segala akibatnya berasal dari buku.Secara tegas dapat dikatakan bahwa buku merupakan salah satu indikator kemajuan dan jendela peradaban sebuah bangsa.Karena buku peradaban sebuah negara menjadi maju dan karena buku jualah sebuah peradaban tak memberi makna yang berarti ketika buku teralienasi dari kehidupan masyarakatnya(Kompas, Senin 6 Pebruari 2006)
John Lobo |
|
Inisiator Gerakan Katakan dengan Buku
|
AJO_QQ poker (k)
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!! :d
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856 ;-)