Otoritas Ada Dalam Gereja atau Kitab Suci
OTORITAS, APA ITU? APA ARTINYA?
Ini berakar pada kata 'AUTOR', yang berarti pencipta atau pencetus. Dari bahasa Latin 'auctoritas', kekuatan pencipta untuk memerintahkan atau membuat keputusan. Kamus mendefinisikannya sebagai, "kekuasaan yang punya kuasa hukum, kepatuhan, perintah, penentuan, atau hakim". Jadi kata itu dapat diterapkan pada bentuk pemerintahan seperti halnya pada individu. Senat memiliki wewenang untuk membuat undang-undang, Mahkamah Agung memiliki wewenang untuk menafsirkan undang-undang tersebut, dan Presiden memiliki wewenang untuk menegakkan undang-undang tersebut. Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritas yang terputus dari otoritas Gereja menghasilkan ribuan sekte. Setiap orang menciptakan doktrin mereka sendiri dan setiap orang mengklaim memiliki kebenaran dengan Alkitab dengan membacanya tetapi menafsirkannya dengan cara mereka sendiri. Dan mereka bahkan mengaku sebagai orang Kristen. Menurutmu apa yang akan terjadi jika tidak ada otoritas? Baca : Amsal 11:14; 24.8; Roma 13:1-2 !
GEREJA KATOLIK MEMILIKI BENTUK PEMERINTAHAN: "HIERARKI"
1. "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan membangun Gereja-Ku, dan gerbang neraka tidak akan menang melawannya" Matius 16:18. Mazmur 118:22; 1 Korintus 3:11; 1 Korintus 10:4
2. Para Rasul adalah fondasi, dengan Yesus Kristus sebagai "batu penjuru utama", Efesus 2:20.
3. Yesus Kristus memberikan otoritas yang lebih tinggi untuk penyelesaian perselisihan, bahkan ketika ada dua atau lebih saksi. Dia menyuruh mereka untuk memohon kepada Gereja dalam Matius 18:17-18
4. Paulus menegur mereka yang menolak untuk menerima otoritas yang diberikan kepada Gereja dan memperingatkan apa yang akan terjadi pada mereka: Roma 13:1-2
5. Gereja adalah kepenuhan Kristus Efesus 1, 22-3
6. Gereja adalah kudus dan dasar kebenaran: efesus 3, 25-27; 1 Tim 3, 15
7. Otoritas yang diberikan adalah untuk selama lamanya: Ibrani 13:5. Dalam Matius 28:20
8. Yesus Kristus memberikan otoritas penuh kepada para Rasul ketika dalam Lukas 10:16
9. Tidak ada yang dapat meletakkan dasar lain selain yang diletakkan, Yesus Kristus." 1 Korintus 3:10-11
BUKTI BAHWA SELALU ADA OTORITAS DALAM GEREJA:
Matius 18:18; Kisah Para Rasul 15:23,28; Kisah Para Rasul 15:41
Kisah Para Rasul 20:17; Kisah Para Rasul 20:28
1 Korintus 16:16; 2 Korintus 2:9; 2 Korintus 7:15; 2 Korintus 10:2, 6
2 Korintus 13:10
Gal 2:2; Gal 2.6; Gal 2:9; Efesus 2:20; Filipi 2:23
1 Tesalonika 5:12; 1 Tesalonika 5:27; 2 Tesalonika 3:14
1 Timotius 6:13; 1 Timotius 3:17; Tit 1.5; 2:15
Ibrani 13: 17; 1 Pt 5:5; Wahyu 21:14
PAPA : PETRI APOSTOLI POTESTATEM ACCIPIENS
Matius 16:18-19; Yohanes 1:42; Matius 10:2
Luk 22:31-33; Yohanes 21:15-17
Kisah Para Rasul. 12:5; Mt 17:25
Lukas 5:8-9; Yohanes 6:67-68
Yohanes 21:3; Kisah Para Rasul 2:14; Kisah Para Rasul 2:22
Kisah Para Rasul 2:41; Kisah Para Rasul 10:48
Kisah Para Rasul 15:7; Gal 1:18
1 Petrus 5, 1-9,13
PEWARTAAN DAN OTORITAS GEREJA
Selama lebih dari 300 tahun gereja mewartakan ajaran Kristus tanpa Perjanjian Baru yang disatukan dalam 27 kitab, dan tahun-tahun inilah yang paling banyak martir yang menyerahkan nyawa mereka karena mewartakan TUHAN YESUS KRISTUS.
Gereja dalam masa para Rasul ditemukan banyak sekali Injil, surat, dan Wahyu palsu yang beredar seperti Injil Simon, Injil Tomas, Injil Nikodemus... Injil Maria, Injil masa kanak kanak Yesus, Injil Barabas, dll. Gereja yang pada saat itu mengalami masa penganiayaan mengerahkan upayanya untuk menjaga iman umatnya. Akhirnya pada tahun 382, dalam konsili Roma, Paus Damasus 1 mengkanonisasi Kitab Suci yang terdiri dari 46 Kitab Perjanjian Lama dan 27 Kitab Perjanjian Baru. Proses verifikasi di lanjutkan pada konsili Hipo 393 dan Konsili Kartago, Afrika Utara tahun 397. Metode apa yang mereka gunakan setelah 300 tahun untuk mendefinisikannya sebagai Alkitab? YA, TRADISI. Masing-masing Uskup meneliti dalam Tradisi wilayahnya apakah kitab yang disajikan berasal dari para Rasul, pada akhirnya ada 27 kitab, yang sekarang dikenal sebagai Perjanjian Baru.
INGATLAH SAUDARA, JIKA ANDA MEMILIKI PERJANJIAN BARU HARI INI, ITU KARENA GEREJA KATOLIK MENDEFINISIKANNYA DENGAN OTORITASNYA
KERAGUAN kepada GEREJA KATOLIK sama dengan KERAGUAN kepada KITAB KITAB yang ditetapkan GEREJA sebagai KITAB SUCI
Mesin cetak ditemukan kurang dari 500 tahun, logikanya sebelum adanya mesin cetak sangat sulit untuk membuat buku, buku dibuat dengan tangan, halaman demi halaman. Di dalam biara biara, para biarawan Katolik menulis halaman demi halaman dan berdoa pada saat yang sama dan membutuhkan lebih dari 10 tahun untuk menyusun satu Alkitab, kata sejarawan, pada abad ke-13 sebuah Alkitab harganya setara dengan $8,900, jumlah yang sangat mahal pada masa itu, hampir tidak ada orang yang mempunyai Alkitab, bukan karena dilarang, itu mitos Protestan dan buktinya Luther adalah seorang guru Alkitab ketika ia menjadi seorang biarawan Katolik, mereka tidak memiliki Alkitab karena selain mahal Hampir tidak ada seorang pun yang tahu cara membaca pada masa itu, bahkan para bangsawan pun tidak, hanya biara-biara yang menjadi fokus ilmu dan di sini dipelajari dan dirawat. Pernahkah anda berpikir bahwa jika Alkitab sampai ke zaman kita, itu karena Gereja yang menjaganya? Gereja apakah itu? Karena sampai pada tahun 1531 tidak ada denominasi denominasi kristen. Hanya satu jawaban kita GEREJA KATOLIK, inilah gereja yang menjadi tiang peyokong dan dasar dari kebenaran (1 Timoteus 3, 15).
Bagaimana Firman TUHAN dikenal pada masa itu? Dengan pewartaan, itulah yang diperintahkan oleh TUHAN... "pergi dan wartakanlah injil kepada segala bangsa" Umat TUHAN mempelajari ajaran kitab suci dari patung-patung, relief dan ukiran ukiran pada kaca kaca jendela dari Gereja. Pada zaman itu Gereja-Gereja besar disebut "Alkitab pada Batu-Batu". Umat mengetahui fakta-fakta alkitabiah dengan melihatnya pada patung, relief dan ukiran ukiran di gereja gereja tersebut. Dari kenyataan ini maka Marthin Luter mengatakan bahwa "patung patung, gambar dan ukiran ukiran adalah Injil bagi orang orang kecil"
Mesin cetak muncul di Jerman pada saat yang sama dengan Reformasi Protestan dan Luther mencetak ribuan Alkitab dan mengkhotbahkan "penafsiran bebas" yang telah kita dalami bersama di atas bahwa tidak diperintahkan oleh TUHAN, sehingga lahirlah ribuan kontroversi dan perpecahan dalam Protestantisme. Hanya dalam waktu 10 tahun sejak dimulainya Reformasi, sudah terdapat lebih dari 400 Gereja Protestan yang berbeda. Pada saat itu Gereja Katolik melarang penggunaan Alkitab dalam bahasa-bahasa setempat untuk menghindari bencana perpecahan dan itulah sebuah keputusan yang sering diperdebatkan, namun menyelamatkan kesatuan Gereja.
IMAN DAN PENAFSIRAN KITAB SUCI
Ketika Yesus memerintahkan para Rasul untuk mewartakan kabar gembira, "Lalu la berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum." (Markus 16, 15-16). TUHAN sendiri menetapkan dua syarat untuk keselamatan: IMAN DAN BAPTISAN.
Kalau ada yang hidup dengan iman dan dibaptis, maka dia diselamatkan, jadi kita harus punya iman untuk bisa diselamatkan, tapi IMAN ILAHI, bukan iman manusia. Iman manusia tidak menyelamatkan.
Apa itu "Iman Illahi"? Iman Ilahi artinya percaya kepada otoritas TUHAN dalam semua kebenaran yang telah diwahyukan, dan bukannya kepada apa yang saya pahami menurut keyakinan pribadi. Itulah iman ilahi, Santo Paulus memberi kita contoh: I Korintus 15, 1-2
Tetapi ada orang yang mengatakan bahwa, "Tidak ada masalah menghadiri kebaktian atau berada di denominasi apapun!" ini pernyataan dari orang orang yang tidak mencintai kebenaran secara keseluruhan. Jika tidak mencari ajaran yang valid dan benar artinya ANDA PERCAYA SIA-SIA. Demikianpun penelitian secara saksama yang dilakukan oleh Penginjil Lukas dalam bab 1, 1-4
PENAFSIRAN PRIBADI TERHADAP ALKITAB
2 Petrus 1, 20-21
Buktinya adalah perselisihan dan perpecahan yang kita lihat saat ini di denominasi denominasi Protestan, yang sampai dengan tahun 2025 ini ada lebih dari 60.000 denominasi dengan doktrin yang berbeda dan bahkan terkadang bertentangan satu sama lain. TUHAN tidak bertentangan dengan diri-Nya sendiri, apalagi Firman-Nya, yang sebenarnya adalah hanya satu. Tidak ada dua kebenaran yang berbeda dari satu objek, oleh karena itu dari sekian banyak penafsiran Alkitab yang bertentangan, hanya satu yang pasti benar dan sisanya salah. Dengan demikian setiap orang menafsirkan sesuai dengan kepentingan masing masing seperti apa yang dikatakan santo Paulus dalam 2 korintus 2, 17:
Kisah Para Rasul 8.31, Roma 6.19; 2 Petrus 1.20, 2 Petrus 3.16
Mari kita bandingkan Alkitab dengan Konstitusi Indonesia. Bisakah warga negara menafsirkan Konstitusi secara bebas dan membuat undang-undang sendiri? Jawabannya adalah TIDAK! Mahkamah Agung perlu menganalisisnya dan hanya Mahkamah Agung yang dapat membuat kesimpulan yang tidak dapat diajukan banding, jika tidak maka akan terjadi kekacauan.
Jika kita bandingkan hal tersebut: di Kerajaan TUHAN, ia mendirikan "mahkamah agung" yaitu Gereja yang menurut Paulus dalam I Timotius 3, 15 "adalah tiang penopang dan dasar kebenaran." Dan Tuhan Yesus akan menyertai GerejaNya sampai akhir zaman (Matius 28, 20) dan bagi Dialah kemuliaan di dalam gereja dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin (Efesus 3, 21)
P. Hero Dhae, SVD
Komentar
Posting Komentar