Merawat Literasi dari Warung Kopi
Mojokerto- Suasana
di Warkop Reborn yang terletak di Dusun Kepindon Sooko Mojokerto tidak sama seperti
malam sebelumnya.Pengunjung kemarin malam (30/7) didominasi anak-anak usia
sekolah Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.Karina Norhadini,
pengelola warkop menuturkan bahwa kedatangan anak-anak dari Taman Baca Anggrek Blok
HH RT.007 RW.13 adalah untuk melatih drama yang akan dipentaskan pada malam
menjelang 17 Agustus dalam acara Tasyukuran.
Warkop Reborn didirikan oleh Rahel Radiansyah pemain sepak bola yang
merumput di Liga 2 Martapura FC. Putra blasteran Madura Dayak ini dikenal
sangat dekat anak-anak di kawasan perumahan dimana kedua orangtuanya Abdul
Hayat dan Umi Siti menetap. Tatkala dirinya sibuk untuk bermain sepak bola,
urusan pengelolaan warkop diserahkan kepada Karina kaka tertuanya.
Tema yang diusung dalam drama
tersebut adalah Maling Kundang yaitu Kaba yang berasal dari provinsi Sumatera
Barat. Kaba merupakan genre sastra
tradisional minangkabau. Kata Kaba sendiri berasal dar bahasa Arab khabar, yang sinonim dengn kata berita (minangkabau: barito).Namun dalam
peristilahan Minangkabau kedua kata ini dibedakan. Masih menurut Karina,
partisipasi anak-anak dalam latihan drama ini bukan sekedar hura-hura, namun
peserta diarahkan untuk menemukan pesan atau hikmah yang ada dibalik kisah
tersebut. Pesan dari cerita yang bisa dimaknai adalah pentingnya menghormati
orang tua atau tidk durhaka kepada orangtua terutama, terutama ibu. Karena
dengan berbuat baik saja, kita tidak tidak akan mampu membalas semua
pengorbanan seorang ibu.
Selain ajakan untuk berbakti
kepada ibu, cerita ini pun mengajarkan kepada kita untuk tidak sombong saat
memiliki banyak harta atau menjadi kaya.Jadilah seperti padi yang semakin
banyak bulirnya, namun semakin merunduk.
Sekitar limabelas anak yang hadir
dalam latihan drama selain memiliki jenjang pendidikan yang berbeda juga
berasal dari latar belakang suku yang tidak sama.Ada yang berasal dari Jawa,
Ngada (Flores), Dayak, Madura, dan Aceh. Perbedaan tersebut terlebur dalam
kebersamaan tatkala mereka asyik berlatih drama.Antusiasme anak untuk
partisipasi lahir dari spontanitas bukan karena perintah orangtua. Hal ini
terjadi karena di Kompleks perumahan tersebut sudah terbangun iklim
nasionalisme yang baik, kata John Lobo penanggung jawab Taman Baca Anggrek.
(John Lobo)
.
Komentar
Posting Komentar