Menghidupkan Literasi di Kampung Lewat Aksi Gelekat Lewo
Adonara-Nusa Tenggara
Timur. Mahasiswa
asal Adonara Flores Timur, yang sedang mengenyam pendidikan di Kupang dan Yogyakarta
melakukan aksi Gelekat Lewo atau pulang mengabdi untuk kampung halaman selama
dua pekan. Kegiatan yang berakhir Sabtu (5/8) kemarin ditandai dengan peresmian
dua pondok baca yang terletak di desa Riangduli Kecamatan Witihama dan desa
Lamabunga, Kecamatan Kelubagolit.
Selama
lima hari Ikatan Mahasiswa Witihama Kupang dan Keluarga Mahasiswa Adonara
Yogyakarta (IKMAY) membaur bersama penduduk setempat melakukan berbagai
aktivitas antara lain, kerja bakti dan seminar. Kebersamaan yang dibangun ini
merupakan cara sederhana untuk membangun komunikasi, keakraban, sinergisitas, dan kekuatan bersama dalam
menggapai masa depan Adonara yang lebih baik.
Karya
bersama ini juga merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dimana sivitas
akademika bisa memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengabdian kepada
masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Pada tahapan ini
mahasiswa harus mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi
nyata. Mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat dan agent of change. Maka dari itu mahasiwa perlu memahami porsi dari
tugasnya dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Melalui
akun Facebooknya, Ketua Asosiasi Guru
dan Penulis Indonesia (Agupena) Kabupaten Flores Timur Maksimus Masan Kian menuturkan
bahwa kegiatan Keluarga Mahasiswa Adonara Yogjakarta (KMAY) ini tertuang dalam
program kerja pengurus harian. Salah satunya adalah paket pulang kampung. Dan, tahun
2018 ini paket kegiatan ada dua yakni sosialisasi kampus di sekolah unggulan
dan pembuataan pondok baca . Lebih lanjut Maksi menuturkan, aksi ini merupakan
racikan kerja sama dan motivasi antara dirinya dengan beberapa alumni dalam
mengimplementasikan draft yang
disusun sebelumnya.
Perihal
pembangunan taman baca Maksi menulis bahwa ini semata-mata untuk menjawab
impian warga desa Lamabunga, Kecamatan Kelubagolit. Kesulitan yang dihadapi
ternyata dijawab oleh mahasiswa dan alumni. Alam semakin terbuka ketika pemerintah
desa dan masyarakat menyambut baik kegiatan ini. Berkat dukungan agupena Flotim
dan Witihama pondok baca akhirnya berdiri. Taman Baca ini sangat unik jika
dibandingkan dengan taman baca lainnya yang ada di Flores Timur karena
bentuknya bertingkat dengan desain bangunan yang khas.
Sementara
itu Ketua Agupena Kecamatan Witihama Azam Putra Lewokeda menjelaskan ada dua
kegiatan Mahasiswa Witihama Kupang di desa Riangduli yaitu seminar pendidikan
yang melibatkan utusan guru se kecamatan Witihama dengan nara sumber kepala
bidang PAUD DIKmas Beato Wuran dan ketua
Agupena Flotim Maksimus Masan Kian. Sedangkan puncak puncak kegaiatan itu
ditandai dengan peresmian pondok baca oleh kabid PAUD DIKMAS yang mewakili kepala dinas PKO
Kab Flores Timur.
Penggagas
Gerakan Katakan dengan Buku, John Lobo menyampaikan apresiasi kepada seluruh
elemen yang terlibat dalam menghidupkan gerakan literasi di Adonara. Buku-buku yang
didonasikan kepada kedua taman baca tersebut berasal dari partisipasi
masyarakat baik perorangan maupun lembaga bahkan ada yang berasal dari luar
negeri seperti Singapura. Spirit dari Adonara memberikan inspirasi kepada semua
pegiat literasi dimanapun berada. Secara khusus kepada para pegiat literasi di
seluruh Indonesia yang telah menjalin kerjasama dengan Gerakan Katakan dengan
Buku untuk aktif mengabarkan aktivitas literasi dan mengirimkan gambar sebagai
bukti pertanggungjawaban moralnya dalam menghidupkan literasi.
Penulis : Guru SMA Negeri
3 Kota Kediri
Komentar
Posting Komentar