Aborsi dalam Berbagai Persepsi


Aborsi memang menjadi persoalan yang kontroversi sepanjang masa dari berbagai sudut pandang seperti : agama, kesehatan, hukum moral dll. Beberapa uraian berikut ini menggugah kita untuk memahami aborsi itu dalam konteks yang lebih positif dan sekaligus mempengaruhi kita dalam menentukan sikap yang lebih arif. Paling tidak ada benang merah yang dapat kita simpulkan sehingga kita mampu menyadari bahwa betapa mahalnya hidup itu. Ada beberapa pendapat yang dapat kita simak antara lain :
A.         Pandangan Embriologi Aristotelian.

1. Beberapa abad yang lalu perdebatan yang ramai dibicarakan adalah ENSOULMENT (Masuknya jiwa ke dalam janin).
ð  Ada yang berpendapat jiwa masuk ke dalam janin bersama dengan pembuahan.
ð  Ada yang mengatakan bahwa jiwa masuk ke dalam janin beberapa hari sesudahnya.
ð  Karena jiwa adalah unsur penggerak janin, maka gerakan janin menjadi tanda masuknya jiwa
2.      Aristoteles dalam buku HISTORY OF ANIMAL menerangkan bahwa :
ð  Jiwa masuk dalam badan janin laki-laki pada hari ke 40, sedangkan ke dalam badan janin perempuan hari ke 90. Bahkan ada yang menyatakan pada umur 14, 30, 90 bahkan 120 hari
3.      Dalam buku yang berjudul : GENERATION OF ANIMALS Aristoteles menerangkan bahwa :
ð  Faktor-faktor keturunan manusia diturunkan dari generasi ke generasi melalui semen. Yang mempunyai semen hanya lelaki, sedang perempuan punya darah menstruasi yang merupakan materi yang dihidupkan oleh semen.
ð  Badan janin berasal dari ibu, sedangkan jiwa berasal dari bapak. Mengingat jiwa lebih tinggi dari badan maka dalam perhitungan generasi, yang dihitung hanya garis keturunnya bapak bukan ibu.
ð  Dampak dari pendapat Aristoteles ini sangat besar terhadap keputusan moral menyangkut aborsi. Hidup manusia dimulai saat masuknya jiwa ke dalam badan. Banyak tokoh masyarakat dan agama berpendapat : aborsi yang dilakukan sebelum berumur 40 hari tidaklah berdosa, sebab waktu itu janin belum mempunyai jiwa. Aborsi dilarang atau berdosa jika dilakukan setelah janin berumur 40 hari.

B.         Pandangan Embriologi Modern
Pandangan itu membantah dengan tegas tentang apa yang diungkapkan oleh Aristoteles. Pertentangan muncul dari pendapat beberapa orang pemikir sekaligus dari beberapa pandangan.
l.       Embriologi modern dengan kepastian tinggi menolak pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa hanya ayah yang punya andil bagi anaknva. Berikut kutipannya :
ð  Ayah-ibu masing-masing menyumbangkan separoh dari keseluruhan faktor genetis anaknya yakni 23 kromosom yang dibawa ovum dan sperma.
ð  Fertilasi itu selesai saat dua inti sel ovum dan sperma menyatu dan membentuk manusia baru yang mempunyai genom baru berjumlah 46 kromosom.
ð  b Genom itu unik (satu-satunya) dan baru (belum pernah ada genom manusia seperti itu)
ð  Dengan terbentuknya genom baru dan unik, siklus hidup manusia dimulai.
ð  Tahapan perkembangan terjadi lompatan yang amat besar yakni apa yang semula tidak ada, tiba-tiba ada misalnya pada hari ke 40 terjadi lompatan revolusioner karena tiba-tiba jiwa masuk ke dalam badan.
ð  Dalam pandangan embriologi modern perkembangan embrio terjadi secara kontinu tanpa penahapan dan tidak terjadi lompatan kualitas.
2.      Menurut komisi WARNOCK (Bentukan pemerintahan Inggris, 1982) menyatakan :
ð  Sekali proses (pembuahan) dimulai, tidak ada bagian khusus dari proses perkembangan itu yang lebih penting dari yang lainnya. Semuanya adalah bagian dari sebuah proses yang berlangsung terus-menerus.
3.      Kesaksian Lee M. Silver, Seorang profesor di Princeton University dalam bukunya. Remaking Eden: Cloning and Beyond a Brave New World (1998) menyatakan :
ð  Ketika fertilisasi sudah selesai, tidak ada lagi waktu yang terisolir dalam seluruh proses itu. Dimana anda dapat mengatakan : embrio ini / fetus ini berbeda secara substansial dari embrio ini beberapa menit lalu / bahkan beberapa jam lalu.
ð  Semuanya berlangsung secara berkesinambungan artinya embrio yang berumur satu hari bukanlah subyek lain dibandingkan embrio yang berumur 40 hari / lebih. Hal yang sama juga terjadi pada manusia sesudah lahir.
ð  Walaupun terjadi banyak perkembangan, manusia yang berumur 10 tahun bukan orang lain (subyek lain) dibanding saat dia berumur 50 tahun. la masih (subyek yang sama).
4.      Leon R. Kass seorang profesor dari University of Chicago sekaligus chairman of the president's Council on Biothies. Amerika menyatakan :
ð  Pertama-tama, zigot dan tahap-tahap awal embrio benar-benar hidup .... semua biologis yang jujur akan terkesan fakta-fakta ini dan harus    mengakui .... pandangan bahwa manusia itu mulai pada pembuahan      (Kass, 2002, hal 87)
ð  Secara genetis segala sesuatunya sudah ditentukan saat pembuahan
5.      Helen Pearson dalam Journal Nature 418 (2002) menyatakan :
ð  Duniamu terbentuk 24 jam pertama sesudah pembuahan. Saat kepala dan rahi akan tumbuh, bagian mana menjadi punggung dan perut. Sudah ditentukan dalam menit dan jam sesudah sperma dan ovum bersatu.

Kesimpulan :
a.      Pandangan Embriologi modern seharusnya mengubah persepsi kita mengenai aborsi. Mungkin selama ini ada yang menyetujui aborsi karena percaya hidup manusia baru dimulai hari ke 14, 40 atau 120 hari. Secara ilmiah dasar pandangan ini sangat lemah karena tidak didukung data ilmiah embriologi modern.
b.     Embriologi modern melihat dengan jelas bahwa hidup manusia terjadi sejak proses pembuahan usai. Karena itu mempunyai hak / asasi yang bersifat intrinsik untuk dilindungi hidupnya. Hak untuk hidup adalah hak paling mendasar dan mendasari semua hak asasi lainnya tanpa hidup, manusia tidak ada dan tidak mempunyai hak asasi. Perlindungan terhadap hidup harus dikenakan pada semua manusia yang hidup.

x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan