LITERASI MENYAMBUT MENTARI PAGI
Setiap orang
memiliki cara tersendiri ketika menyambut pagi selepas bangun dari tidur.
Selepas
Sahur sekitar jam 04.30 terdengar suara beberapa orang anak berusia SD secara
sahut-sahutan, mereka memanggil “ Divo...Vo...Divo...dan seterusnya berulang
kali.Secara spontan putraku yang nomor dua langsung bangun dari tidurnya dan
berlari kecil menuju pintu rumah serta membukanya.Tampak di teras rumah Faisal,
Bryan, Fian, Icha dan Nadya sedang berdiri menanti Divo.Sesaat, lenyaplah suara
anak-anak tersebut.Mereka menikmati liburan sekolah dan puasa sambil jalan pagi
di kawasan sekitar perumahan.
Beberapa jam
kemudian suara obrolan ketujuh bocah itu kembali terdengar, rupanya mereka
telah kembali dan mencuci kaki dari aktivitas jalan pagi.Kerumunan mereka
sekitar teras rumah menggugah hati saya untuk menghampiri dan bertanya,
“Kegiatan apa yang kalian lakukan selanjutnya ?”.Serentak mereka menjawab :
tidak ada om.Tanpa berpikir panjang saya langung mengambil sejumlah buku yang
sudah tersedia dan meletakkannya di lantai seraya mengajak untuk membaca dan
mengamati gambar bahkan hal apa saja yang ada dalam buku tersebut.
Sambil
tengkurap Icha mengamati gambar dan yang lain dengan gayanya masing-masing
mencoba memahami isi buku yang di sukai.Ada yang menyendiri namun juga
bergerombolan.Tak ketinggalan Clay akhirnya bergabung dan Ninda yang memilih
untuk bersama Nadia membaca buku di bawah pohon mangga yang tidak jauh dari
area teras baca.
Rangkaian
aktivitas literasi menyambut mentari pagi ini membawa pesan yang bermakna untuk
bahan refleksi bersama bahwa, membaca bersama itu bisa membangun pemikiran,
perilaku generasi muda untuk semakin mencintai buku dan bukubisa menjadi simbol
pengikat emosi antara sesama serta menciptakan ruang pembauran, komunikasi dan sosialisasi yang edukasi
kepada anak di tengah kehidupan masyarakat yang heterogen.
Mojokerto,
23 juni 2017
Salam
Katakan dengan Buku
Komentar
Posting Komentar