Miliki Pribadi yang Bermagnet Sosial Tinggi

Inspirasi pertemuan dengan Uskup Paulus Budi Kleden SVD )

Oleh Eddy Loke

Pertemuan singkat dengan Bapak Uskup Paulus Budi Kleden SVD tanggal 6 Agustus 2024 terasa  sangat berkesan. Dalam waktu singkat, saya menangkap ada pesan di balik pertemuan itu. Mengutip pendapat Pater Fritz Meko SVD dalam buku the Meaning of Life, setiap peristiwa yang datang kepada kita, hendaknya diberi ‘makna’ agar tidak terlewati sia sia. Saya pun mempertanyakan ada apa di balik pertemuan singkat ini ? Kalau disimak dari proses pertemuan, semuanya biasa saja. Saya WA beliau karena ada di Surabaya. WA dijawab lalu kami bertemu di ruangan makan para pastor SVD di Jl. Polisi Istimewa no. 09 surabaya. Ngobrol sebentar tentang pengalaman berkunjung ke berbagai negara, tegur sapa dengan anggota keluarga Waibalun yang datang,  diajak foto bersama,  lalu selesai.  Sesingkat itu. 

Ketika memposting foto dengan bapak Uskup  di story facebook dan WhatsApp, ternyata banyak yang melihat dan memberikan komentar. Komentar singkat dari teman saya yang jadi penggiat Literasi John Lobo, sangat menantang.  “Saya tunggu artikelnya”. Pesan ini membuat saya tidak nyaman. Apa yang mau ditulis, karena pertemuannya sangat singkat. Pagi ini, ketika saya jogging pagi ke Gelora Bung Tomo Surabaya (maklum rumahku hanya berjarak sekitar 4 km), tantangan pak John Lobo "bersuara" sangat keras. Sambil berolahraga, saya berusaha mendapatkan ‘inspirasi pagi’ yang bisa saya bagikan. Seluruh perhatianku, terarah kepada bagaimana memetik inspirasi dari pertemuan singkat dengan Mgr. Budi dua hari yang lalu. 

Saya maknai kehadiran Uskup Budi sebagai Magnet sosial.  Dalam buku The Principles of Power, Dion Yulianto memperkenalkan resep "menjadi pribadi yang menarik bagi banyak orang."  Pater Budi memiliki kualitas personal seperti itu. Beliau memiliki self learning skills yang kuat sehingga sejak kuliah di Ledalero, beliau sudah menguasai beberapa Bahasa asing secara autodidak. Beliau berkesempatan belajar di Austria sejak tahun 1989. Pada tahun 2000 meraih gelar doctor di bidang teologi Dogmatik di Universitas Albert Ludwig Jerman dan kembali ke Indonesia menjadi dosen di Ledalero. Selain menjadi dosen, beliau menjadi anggota Dewan Provinsi SVD Ende, kemudian menjadi  anggota dewan General dan  menjadi superior Jenderal SVD.   Beliau pun memiliki Digital Literracy Skills yang baik sehingga bisa mengakses informasi, pengetahuan dan membangun relasi baik lewat media sosial , menulis buku, artikel yang mencerahkan dan mencerdaskan banyak orang. Menurut pengakuan Pater Eman Embu SVD, Provinsial SVD Ende yang dibaca dalam WA group Vivat JPIC Network, Uskup  Budi memimpin SVD dengan cara hidupnya , sederhana, dekat dengan saudara, setia menjalani hidup sebagai misionaris dan religius. Memiliki kapasitas seperti ini, tentu menjadi magnet sosial yang sangat kuat. 

Ketika berada dekatnya, mungkin hanya sekadar ngobrol, atau  befoto bersama, menjadi kesempatan  ‘menarik frekuensi positif’ untuk  masuk dalam kehidupan kita. Buku the Principle of power berisikan ajakan untuk sering berada di sekeliling orang yang memiliki magnet sosial yang tinggi,  bila kita ingin mendapatkan pengaruh positif dan mencapai kesuksesan yang luar biasa. Ada istilah adat Ngada yang sangat kuat berkaitan dengan kehadiran pimpinan atau seseorang yang memiliki kualitas sebagai magnet sosial. “Mesi ja’o, bodha  moe ngao” (terjemahan bebas : seandainya dia adalah saya, Jadilah seperti saya ). Ketika berfoto, ngobrol dengan seseorang yang memiliki kualitas sebagai ‘magnet sosial’ ada doa pribadi yang kita ungkapkan. Mesi jao. Jadikan diriku seperti Dia. Dari diri sang pemimpin, terbersit pesan /  harapan agar memiliki kapasitas seperti saya  (bodha moe ngao / kalau mau seperti saya, ikuti hal hal positif dari dalam diri saya).  

Ungkapan ini menjadi ‘penghias’ foto saya bersama Mgr. Budi. Sekaligus juga harapan agar umat di Keuskupan Agung Ende memiliki spirit yang sama : memiliki self learning skills dan Digital Literacy Skills agar menjadi pribadi yang bermagnet sosial.  Terima kasih Bapak Uskup Budi, Terima kasih Pater Fritz Meko SVD, terima kasih Pak John Lobo. Dari mereka, saya ditantang untuk menemukan inspirasi yang tidak saja bermanfaat bagi pembaca tetapi juga bagi diri saya sendiri. Berusaha menemukan makna dalam setiap peristiwa adalah  keharusan antisipatif untuk menjadi pribadi yang berdaya tarik sosial yang tinggi. 

Surabaya, 8 Agustus 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Hidup Membiara

Panggilan Karya/Profesi

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan