Saya Meninggalkan Masa Muda Demi Masa Depan

Kalimat diatas merupakan sepenggal ucapan yang diutarakan oleh bintang sepak bola Indonesia asal Kampung Boua Flores NTT Marcelino Ferdinand kepada para punggawa muda Ngada agar fokus belajar dan mengembangkan talenta (sepak bola) ketika dijamu oleh Pemerintah Daerah setempat pada Hari Selasa (22/5) di Bajawa.

Marcelino sedang mengirimkan pesan tidak saja kepada pesepakbola tetapi semua generasi muda Ngada dimanapun berada agar mulai berpikir kritis dan berani mengorbankan kesenangan sesaat agar fokus meningkatkan kapasitas diri dengan menjaga keseimbangan antara belajar di sekolah formal dan memanfaatkan kesempatan pada usia muda untuk mengembangkan minat dan bakat yang diberikan oleh Tuhan.

Pada era disrupsi ini inovasi dan perubahan terjadi secara masif dan sulit ditebak, penuh dengan ketidakpastian, persoalan semakin kompleks, serta arah perubahan semakin membingungkan. Oleh karena itu kalau tidak fokus mengelola potensi diri dengan bijak bisa saja semua akan sirna begitu saja. Tawaran duniawi pada kaum muda yang berpotensi menggelinding mereka ke bibir jurang sangat banyak. Tawaran itu bisa saja muncul dari dalam diri maupun dari luar. Ini adalah adalah musuh terbesar yang harus ditaklukkan. 

Pesepakbola muda Ngada jersey putih orange yang sedang berpose dengan Marcelino usianya mungkin tidak terpaut jauh. Marcelino  usianya 18 tahun sedangkan punggawa muda PSN juga tidak jauh berbeda. Namun soal karier sepakbola harus diakui sangatlah jauh berbeda.  Maklum Marcelino sejak usia 8 tahun sudah disekolahkan oleh orang tuanya di Sekolah Sepak Bola (SSB). Pada usia (Grassroots) tersebut anak mulai kenal dengan ilmu yang baik dan benar tentang sepak bola. Anak usia dini mulai diajarkan bagaimana bisa menyukai dan bermain bola sesuai arahan pelatih. Pada jenjang ini anak-anak diajarkan untuk Main Belajar dan Main (MBM).

Dalam MBM beberapa improvisasi tehnik tentang sepak bola mulai diperkenalkan bahkan kompetisi (pertandingan) usia Grassroots juga mereka lewati. Goal dari pembinaan dan kompetisi pada itu tentu bukanlah soal juara atau menjadi pemenang tetapi melalui tangan dingin para pelatih profesional mereka mulai diperkenalkan tentang iklim dan pengalaman berkompetisi yang baik dan benar pula. Rangkaian kegiatan dan kumpulan pengalaman berlatih serta berkompetisi yang positif inilah yang bisa membentuk karakter seorang pemain.

Pada level Grassroots effort orang tua untuk mendukung aktivitas pembinaan maupun kompetisi tentu sangat menguras pikiran dan isi dompet orang tua. Apalagi tuntutan asupan gizi yang seimbang atau makanan sehat yang wajib dikonsumsi oleh anak dalam masa pertumbuhan. Mengeluh bukanlah solusi, namun tatkala anaknya sukses dalam dunia sepak bola atau bisa seperti Marcelino kita akan percaya bahwa baik proses maupun hasil tidak akan  saling mengkhianati.

Keberadaan organisasi sepakbola setempat seperti Asprov atau yang berada dibawahnya (Askot/Askab) juga turut menentukan masa depan sepak bola daerahnya. Khusus untuk organisasi sepak bola dan klub yang ada di Ngada hingga saat ini saya belum menemukan formulasi pembinaan dan kompetisi efektif yang bisa mendongkrak para  pesepakbola lokal agar bisa naik kelas dan bermain di klub-klub profesional di tanah air. 

Sepak bola di Ngada belum bisa menjadi jaminan agar seorang pemain bisa hidup. Sepak Bola di Ngada belum menjadi mata pencaharian yang bisa memberikan kontribusi berarti bagi kesejahteraan seorang pemain. Oleh karena itu Askab Ngada dan klub memiliki andil yang signifikan dalam menentukan keberadaan anak Ngada yang memiliki bakat sepak bola. 

Membangun komunikasi, jejaring, dan kolaborasi dengan pihak luar sangat urgen demi perbaikan kualitas organisasi sepakbola dan klub setempat. Kolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang melibatkan penggunaan keterampilan kerja tim dan effort yang ada. Silahkan bertukar informasi dan ide dengan berbagai pihak yang kompeten di luar Ngada dengan cara yang jelas dan ringkas. Manfaatkan berbagai kemudahan yang ada di era sekarang untuk menjalin komunikasi dengan pihak luar yang juga memahami tentang sepak bola.

Mojokerto, 30 Mei 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan

Panggilan Hidup Membiara

Menakar Peluang PSN Ngada di Liga 4 ETMC NTT