Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Mengapa Gereja Katolik Lebih Lantang Dalam Pelayanan Keluar dibandingkan dengan Gereja Protestan?

Gambar
Kamis (16/10) sore, sekitar jam 16.03 WIB saya membuka akun medsos Threads. Mata saya langsung tertuju pada akun solahasian. Ada beberapa pendapat yang bersambung, namun saya hanya mengambi salah satu tngkapan layar pada bagian pembukanya.Pemilik akun menulis sebagai berikut : -------------------------------------------- Sebagai seseorang yang tumbuh di dalam tradisi Reformasi dan ajaran Calvin, saya kerap merenung: mengapa gereja Katolik dewasa ini terasa lebih lantang dalam pelayanan keluar, baik lewat karya sosial maupun suara kenabian di ruang publik, sedangkan banyak gereja Protestan justru terjebak pada pertengkaran internal, sibuk mengklaim mana yang benar dan mana yang sesat? Salah satu jawabannya terletak pada struktur. Gereja Katolik memiliki sistem hierarki yang jelas, dengan Paus di Roma sebagai pusat komando. Hal ini membuat arah gerakan sosial lebih terkoordinasi. Program seperti Caritas Internationalis atau ensiklik Paus tentang lingkungan (Laudato Si’) bisa menjadi land...

Sikap resmi Gereja Katolik Terhadap Konflik Israel dan Palestina yang Tidak Pernah Kunjung Usai

Gambar
Ketika Fali, dalam sebuah komentar terhadap video kritik terhadap P. Marsel, SMM atas fenomena dukungan masif netizen Indonesia terhadap pembunuhan Charlie Kirk berkata, "Kematian mereka yang di Palestina kenapa diam saja?" Pertanyaan seperti ini sering muncul di media sosial, terutama dari saudara-saudari muslim di Indonesia. Mereka bertanya mengapa Katolik tampak sunyi ketika Gaza berdarah? Pertanyaan itu lahir bukan dari kebencian, melainkan dari minimnya literasi. Banyak yang tidak tahu bahwa sejak puluhan tahun lalu, Paus-Paus Katolik tidak pernah berhenti bersuara, bahkan menjadikan tahta suci Vatikan sebagai ruang diplomasi netral di tengah konflik paling pelik abad modern. Pertama , sikap Paus Yohanes Paulus II dalam pernyataan tentang Martabat Bagi Dua Bangsa. Pada tanggal 22 Maret tahun 1987, Paus Yohanes Paulus II menegaskan prinsip fundamental yang menjadi dasar posisi Vatikan hingga kini “Bangsa Palestina memiliki hak alami dan tidak dapat diganggu gugat untuk ...

Lawan Irak, Indonesia Hanya Unggul Market Value

Gambar
Oleh : Imam Syafii (Dosen Universitas Negeri Surabaya) Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan menghadapi Irak pada pertandingan lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Grub B Zone Asia, Minggu (12/10/2025) di stadion King Abdullah Sports City, Jeddah. Hasil pertandingan tersebut akan menjadi pertaruhan Jay Idzes dan kawan-kawan untuk lanjut ke putaran berikutnya atau angkat koper dari perburuan menuju babak final Piala Dunia 2026. Segala kemungkinan masih bisa terjadi, ketiga tim masih memiliki peluang untuk memperebutkan satu tiket mewakili Grub B dengan menjadi juara grup. Bagaimanapun, Arab Saudi memiliki peluang terbesar setelah mengantongi 3 poin atas kemenangannya dengan Indonesia. Selain itu, Green Falcon memanfaatkan keuntungan nonteknis sebagai tuan rumah. Tim peringat pertama akan lolos ke putaran final Piala Dunia 2026, sedangkan peringkat kedua akan bertanding kembali di putaran kelima berhadapan dengan peringkat kedua dari grup lain dari wakil Afrika, CONCACAF, Ameri...