Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Membangun Fondasi Daya Tahan, Kekuatan, dan Kecepatan Pada Usia Grassroots

Gambar
Oleh : Imam Syafii Salah satu filosofi sepak bola Grassroots (6-12 tahun) adalah ‘let the kids be kids’ . Maksud dari kalimat tersebut,  mari perlakukan anak sebagai anak. Dalam pengertian yang lebih luas bahwa jangan anak diperlakukan seperti orang dewasa dalam konteks latihannya. Karakteristik fisiologis maupun mentalnya sangat berbeda, sehingga membutuhkan perlakukan yang berbeda pula dalam memenuhi kebutuhan latihannya. Fase Grassroots melajutkan fase sebelumnya, yakni Kids Soccer (5-6 tahun).  Bila pada fase Kids Soccer anak sudah merasa ada ketertarikan dengan sepak bola, maka tahap selanjutnya tinggal menjaganya. Kesan menyenangkan terhadap sepak bola sebagai dampak perlakuan pelatih sebelumnya,  diharapkan tetap terjaga agar anak bisa mendapat kesan serupa dalam proses belajar selanjutnya. Sementara itu komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan pada fase Grassroot s selain koordinasi, konsentrasi dan kelentukan adalah daya tahan ( endurance ), kecepatan ( speed ) dan ke

Membenah Fisik Pemain Sejak Usia Dini

Gambar
 (Bagian 2)  Oleh : Imam Syafii, Dosen Unesa Surabaya Ketika kualitas kondisi fisik pemain di level senior kurang bagus, baik di Tim Nasional maupun di Klub yang berkompetisi di kasta tertinggi bukan berarti masa pemusatan latihan dan program latihannya kurang bagus.  Keterkaitan dengan fase pembinaan yang mereka jalani sejak usia dini memiliki korelasi yang sangat signifikan. Program latihan yang mereka dapatkan, keterlibatan dalam proses latihan dan bermain pada kompetisi serta asupan gizi dan pola hidup menjadi faktor penentu terbentuknya kondisi fisik yang baik bagi seorang pesepakbola. Dalam Youth Football , buku panduan pembinaan pemain usia muda yang diterbitkan FIFA disebutkan bahwa komponen utama kondisi fisik yang perlu dikembangkan bagi pemain sepak bola meliputi kecepatan ( speed ), daya tahan ( endurance ), kekuatan ( streght ), kelentukan ( suppleness ) dan koordinasi ( coordination ). Komponen dasar ini selanjutnya bisa dikembangan menjadi komponen lainnya seperti power

Keluhan Pelatih Asing Tentang Kondisi Fisik Pemain Indonesia

Gambar
(Bagian 1) Oleh : Dr. Imam Syafi'i  Empat tahun lalu, Shin Tae-Yong, pelatih Timnas Indonesia pernah mengeluhkan bahwa salah satu persoalan besar pemain Indonesia adalah menurunnya stamina pemain di menit-menit akhir pertandingan. Keluhan serupa juga pernah disampaikan pelatih Timnas sebelumnya, Alfred Riedl, Luis Milla dan Simon McMenemy (sport.detik.com, 9 Januari 2020). Menurut Shin Tae-yong salah satu faktor penyebab adalah kompetisi di Indonesia yang belum memenuhi standar dari sisi masa bermain efektifnya. Di Liga 1 saja, masa efektif bermain pada setiap pertandingan masih pada kisaran 30-35 menit, sedangkan pada kompetisi yang baik, menurut pelatih asal Korea Selatan itu bisa mencapai 60 menit. Masa bermain efektif adalah waktu total permainan selama 2 x 45 menit tanpa terhenti oleh bola mati, adanya pelanggaran, dan bola keluar atau perawatan cidera. Menurunnya tempo permainan diakhir pertandingan seolah menjadi ciri khas permainan sepak bola Indonesia. Asnawi Mangkualam ke